Salam Persahabatan

SAMPAIKAN KOMENTAR ANDA

Rabu, 16 Maret 2011

KURINDUKAN IBU

Sudah lama aku tidak pernah merindukannya, karena dia sudah lama berlalu dari hadapanku, sudah 28 tahun lamanya....
Kerinduan itu sering terpeta begitu saja, ketika aku mendambakan sosok ibu seperti mami, arif, bijak, sabar, penuh canda tawa, selalu positif memandang hidup. Walau tak lama aku berinteraksi dengannya, hanya 13 tahun lamanya... tapi dari yang mampu aku rekam, aku melihat contoh prilakunya dalam memperlakukan anak, menantu, dan cucu2nya...
Mamie sering datang tiba-tiba menjenguk anak2 dan cucu2nya yang di jakarta, di bandung tanpa mengandalkan keberadaan mereka... sikap mamie yang begitu bersahaja membuat kami semua sangat sayang dan respek terhadapnya, tak jarang cucu2nya dititipkan pada mamie dalam jangka waktu yang cukup lama...
Mamie selalu sabar menghadapi kerewelanku, aku sering menangis terguling-guling, tapi mamie tetap sabar dan membiarkanku tetap menangis dalam jangka waktu yang lama seandainya aku tak mau dibujuk mamie.
Tak jarang aku melihat mamie tersungkur dalam sujud di tengah malam, memanjatkan doa, satu persatu nama anaknya disebutkan, berurai air mata, bermunajat pada yang maha kuasa agar anaknya terhindar dari marabahaya.
Apabila kami tengah menghadapi ujian di sekolah, mami turut mendorong dengan berpuasa, dan tentu saja itu sangat mensugesti kami bahwa dibalik usaha kami ada doa yang mengiringi.....
Mamie bukan wanita karir tapi beliau sangat berjiwa sosial, orang gila dan miskin papa banyak yang dekat dengannya, mamie juga sangat banyak aktivitasnya, mulai dari kegiatan sosial sampai pemerintahan, beliau bergaul dengan semua kalangan, tiada hari tanpa pergaulan dan menambah pengalaman.
Mamie sangat disegani oleh kawan maupun lawan termasuk oleh seterunya, istri ke dua bapak yang datang tiba-tiba setahun sebelum mamie meninggal, silaturahim dan meminta maaf, walau kami tak mau menemuinya, mamie dengan tegar menghadapinya, masih sanggup tersenyum dan menyediakan pintu maaf untuknya....
Mamie tak pernah berkeluh kesah, wajahnya selalu terlihat ceria, bahkan orang selalu menyangka jauh lebih muda dari usianya, mamie selalu tersenyum, penuh canda tawa seolah tak ada duka.
Sayang, Allah punya cara lain mentarbiyahku, direnggutnya mamie dari sisiku, aku harus kehilangan sosok ibu dalam usia yang relatif masih kanak-kanak.... aku harus mencari sosok itu dari cara kakak2 iparku berperan jadi ibu bagi anak2nya, dari buku-buku, dari masyarakat sekitar.....
Dan saat ini... aku diamanahkan seorang ibu yang jauh berbeda dari sosok mamieku, selalu penuh prasangka, penuh dengan amarah dan menganggapku saingan karena merebut anaknya, jelas aku tidak bisa bermanja-manja padanya, yang ada adalah aku harus memanjankannya, dan meredam semua emosiku, bahkan kalau perlu tak perlu memakai emosi, tapi berbaktilah padanya karena itu yang harus aku lakukan... aku mencintai anaknya, maka aku harus mencintai ibunya dan semua saudaranya......
Ya Allah aku mohon ampun pada-Mu seandainya aku salah memperlakukan ibu titipan tersebut, beriah aku kesabaran yang luas agar dapat mengurusnya.....
Ah..... aku rindu ibuku walau sebatas yang aku tahu tentang ibu, namun kerinduan itu sering menyesakkan dada menggenggam rasa, melumatkan jiwa, terhunjam dalam doa, “Lapangkanlah kuburnya, ampunilah segala dosanya.....”
Ya Allah aku titip rindu untuk mamie....
Aku titip cinta untuknya....
Aku titip pelukan untuknya....
Akan aku benamkan kepalaku didadanya menumpahkan tangisan ini dipelukannya
Kumpulkanlah kami kelak di surga-Mu bersamanya....
I Love You Mamie, I Miss You, I need You, You my inspirasi

Sabtu, 12 Maret 2011

YANG TIDAK BISA DIUCAPKAN AYAH



Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja di perantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya..

Akan sering merasa kangen sekali dengan Mamanya..
lalu bagaimana dengan Papa?

Mungkin karena Mama lebih sering menelpon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari, tapi tahukah kamu jika ternyata Papa-lah yang mengingatkan Mama untuk menelponmu?
Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Mama lah yang lebih mengajakmu bercerita atau berdongeng, tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Papa bekerja dan dengan wajah lelah Papa selalu menanyakan pada Mama tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?

Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil ..
Papa biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda..
Dan setelah Papa menganggapmu bisa, Papa akan melepaskan roda bantu itu di sepedamu.
Kemudian Mama bilang : "Jangan dulu Papa, jangan dilepas dulu roda bantunya"
Mama takut putri manisnya terjatuh lalu terluka ..

Tapi sadarkah kamu?
Bahwa Papa dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA! ...

Saat kamu sakit pilek. Papa yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata "Sudah di bilangin! kamu jangan minum air dingin!"
Berbeda dengan Mama yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut ..
Ketahuilah, saat itu Papa benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.

Ketika kamu sudah beranjak remaja ..
kamu mulai meminta pada Papa untuk izin keluar malam, dan Papa bersikap tegas dan mengatakan "TIDAK BOLEH!" ..

Tahukah kamu, bahwa Papa melakukan itu untuk menjagamu?
Karena bagi Papa, kamu adalah sesuatu yang sangat-sangat luar biasa berharga ..
Setelah itu kamu marah pada Papa, dan masuk kekamar sambil membanting pintu ..
dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Mama..
Tahukah kamu, bahwa saat itu Papa memjamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinya .
Bahwa Papa sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?

Ketika saat seorang cowok mulai sering meneleponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu.. Papa akan memasang wajah paling cool sedunia... :')
Papa sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu..
Sadarkah kamu, kalau hati Papa merasa cemburu?

Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Papa melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.
Maka yang dilakukan Papa adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir...
Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut-larut...
Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam, hati Papa akan mengeras dan Papa memarahimu...

Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang sangat ditakuti oleh Papa akan segera datang?
"Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Papanya".

Setelah lulus SMA, papa akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur.
Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Papa itu semata-mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti...
Tapi toh papa tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Papa.

ketika kamu menjadi gadis dewasa...
Dan kamu harus pergi kuliah di kota lain...
Papa harus melepasmu di bandara.
Tahukah kamu bahwa badan Papa terasa kaku untuk memelukmu?
Papa hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini-itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati...
Padahal Papa ingin sekali menangis seperti mama dan memelukmu erat-erat.
Yang Papa lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu dan berkata "Jaga dirimu baik-baik ya sayang..."
Papa melakukan hal itu semua agar kamu KUAT...kuat untuk pergi untuk menjadi dewasa.

Di saat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Papa.
Papa pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.
Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Papa tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan...

Kata-kata yang keluar dari mulut Papa adalah : "Tidak...tidak bisa!"
Padahal dalam batin Papa, Ia sangat ingin mengatakan "Iya sayang, nanti Papa belikan untukmu".
Tahukah kamu bahwa pada saat itu Papa merasa gagal membuat anaknya tersenyum?

Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.
Papa adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.
Papa akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat "Putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh menjadi dewasa, dan telah menjadi seseorang".

Sampai pada saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Papa untuk mengambilmu darinya.
Papa akan sangat berhati-hati memberikan izin.
Karena Papa tahu...
Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.

Dan akhirnya...

Saat Papa melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seorang lelaki yang dianggapnya pantas menggantikannya, Papa pun tersenyum bahagia...
Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Papa pergi ke belakang panggung sebentar dan menangis?

Papa menangis karena Papa sangat berbahagia, kemudian Papa berdo'a...
Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Papa berkata : "Ya Tuhan, tugasku kini telah selesai dengan baik... Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi seorang wanita yang cantik... Bahagiakanlah ia bersama suaminya..."

Setelah itu Papa hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk...
Dengan rambut yang telah semakin memutih...
Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya...
Papa telah menyelesaikan tugasnya...

Papa, Ayah, Bapak, atau Abah kita...
Adalah sosok yang selalu terlihat kuat...
Bahkan ketika dia tidak kuat untuk menangis...
Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu...
Dan dia adalah orang pertama yang selalu yakin bahwa "KAMU PASTI BISA" dalam segala hal...

Tulisan ini aku dedikasikan kepada semua teman-teman wanitaku yang cantik, yang kini sudah berubah menjadi wanita dewasa serta ANGGUN, dan juga untuk teman-teman priaku yang sudah atau pun akan menjadi seorang ayah yang HEBAT!

Ya, banyak hal yang mungkin tidak bisa dikatakan oleh Ayah, Bapak, Romo, Papa, Papi kita... tapi setidaknya kini kita mengerti apa yang tersembunyi dibalik hatinya...

Daftar Blog Saya