Salam Persahabatan

SAMPAIKAN KOMENTAR ANDA

Sabtu, 28 November 2009

Mengejar Bayangan


Pagi masih diselimuti embun, ketika dia melangkahkan kakinya menyusuri jalan setapak, hari ini dia memulai pencarian dan pengejarannyanya kembali. Seperti kemarin dan kemarinnya lagi dia mencari dan mencari.... berlari dan berlari.... Di tengah hamparan sawah, dibalik gunung yang menjulang, di lautan lepas yang terhampar..... Gemuruh suara ombak atau gelegar halilintar tiada menyurutkan pencariannya.
Keinginan, harapan, kemudian bergumpal menjadi kemarahan yang terpendam dalam jiwanya seolah menggoyahkan diri untuk menghujat ketentuan Sang Pemilik Hidup. Maka, tiada kata lain selain mencari dan mengejarnya untuk meredam gumpalan yang semakin menghitam.
Dia terus mencari... mencari....berlari....dan berlari.... Sejenak dia melepas 'Asa' dengan balutan ke-IKHLAS-an karena Sang Pemilik Hidup menghendakinya, berlabuh dalam bahtera membangun sebuah generasi kehidupan, membangun sebuah peradaban.....

" Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesautu padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui " (QS.2:216)

Pencarian dilanjutkan kembali setelah pondasi dibangun kokoh, tiang dipancangkan, pejuang kesholehan dilahirkan.........

" Dan Dia yang menciptakan manusia dari air, lalu Dia jadikan manusia itu mempunya keturunan dari musharoh dan Tuhanmu adalah Maha Kuasa" (QS.25:54)

Hari sudah mulai senja......pencariannya dan pengejarannya tak pernah selesai sekalipun raga sudah mulai dimakan rayap yang bernama "USIA".
Kali ini mantel ke-RIDHO-an dirapatkannya, bersiap pengejaran dan pencarian kembali, walaupun dia tahu yang dikejar dan dicarinya tak mungkin dijangkau seoerti bayangan dirinya, ada....menyatu..... namun tak bisa dijangkau

" Apa yang ada dilangit dan di bumi selalu meminta kepada-Nya. setiap waktu Dia dalam kesibukan. Maka ni'mat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Kami akan memberi perhatian sepenuhnya kepadamu wahai golongan jin dan manusia. Maka ni'mat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?" (QS.55:29-32)

BUNDA SURGAWI (Persembahan untuk para bunda di seluruh dunia)

Wabilkhusus untuk ibundaku tercinta yang telah berpulang 27 tahun yang lalu....

Bunda...
Kami bersyukur pada Illahi
Memberi berjuta Bunda berlimpah Cinta
Rela meregang nyawa
Berkorban bagi keluarga

Bunda....
Sepanjang sejarah...
Bundalah yang paling banyak menanam jasa
Hingga Rasululalh SAW memerintahkan manusia
Menghormati Bundanya tiga kali lipat lebih besar dari Ayahnya sendiri
Dibawah telapak kaki Bundalah surga terletak

Bunda....
Tetesan air matamu adalah saksi
Cucuran peluhmu adalah kesturi
kehadiranku yang senantiasa kausyukuri
Hingga aku tumbuh mandiri

Bunda.....
Kau adalah inspirasiku
Pemompa semangat hidupku
Terimakasih Bunda...
Kau telah tebarkan Cinta
Mendidik generasi pembangun Bangsa
Menebar wewangian surga....

(Dari ananda yang senantiasa mencintaimu...)

= Dibacakan oleh ananda Salwa Fitria pada peringatan Hari Ibu Kabupaten Bekasi =

PERCAKAPAN DI SUATU MALAM

Seorang bunda bercakap-cakap dengan anaknya yang sedang menuju remaja di suatu malam yang bertaburan bintang, bercahaya rembulan…..

Ketika hari semakin berlalu
Tahun berganti diusiaku
Tak terasa remaja sudah anak-anaku….
Di suatu malam….
Dia bercerita padaku
Dengan mata berbinar
Semangat darah muda berpendar
Dia katakan padaku….
Bunda….aku sedang menyenangi seseorang….
Setengah berat, aku berusaha bijak
Kukatakan padanya, senang, benci adalah fitrah manusia
Pemberian illahi atas dasar sifat manusia
Dia melanjutkan bertanya….
Bunda….bolehkan aku “jadian” seperti temanku ?
Sungguh, pertanyaannya menusuk hatiku
Lagi-lagi aku berusaha bijak….
Anaku, bagaimana perasaanmu kepadaku?
Dia menjawab…. Sayang dan mencintaimu bunda….
Apakah kau selalu mau bersamaku?
Dia menatapku, tentu saja bunda…. Aku tak mau berpisah darimu
Bagaimana perasaanmu apabila takdir Alloh memisahkan kita, walau kita tidak ingin berpisah….?
Itu adalah sangat menyakitkan, Aku akan sangat sedih bunda….
Bukankah ayahmu bisa menikah lagi dan kau punya ibu baru ?
Seumur hidup engkau tetap ibuku dan kecintaanku padamu tidak pernah tergantikan
Air mataku menetes satu-satu….
Seperti itulah bila engkau sudah menyenangi seseorang dan menumpahkan kecintaanmu padanya,
Engkau akan sangat bergantung padanya dan tak akan pernah ingin berpisah darinya
Bila Alloh menjodohkan kalian, akan sangat menyenangkan
Tetapi bila tidak….?
Hanya akan menjadi catatan hitam yang menyakitkan
Sakitnya terasa seumur hidup dan tak pernah bisa hilang….
Aku tak ingin kalian mengalami rasa sakit seperti itu…
Biarlah rasa senang itu tetap ada tanpa harus diwujudkan dalam pasangan “kekasih”
Aku yakin seiring bertambah umurmu,
Kesenanganmu-pun akan berganti….
Gadisku terpaku, berusaha memahami nasehatku
“ Trimakasih bunda… nasehatmu sangat berharga “
Dia memeluku, sambil berbisik
“Apakah bunda pernah mengalami hal itu….?”
Air mataku tertahan dengan jawaban dihatiku
(“ Ya…seumur hidup sakitnya tak pernah bisa hilang…aku tak ingin engkau mengalami hal yang sama…..”}
“ Nak, percintaan seperti itu tidak direlakan Allah, Allah hanya merelakan yang halal untukmu…………”

Percakapan malam antara bunda dan anak gadisnya itu berakhir dengan membawa sebuah kesan bagi buah hatinya

Sekuntum " Cinta "

Syahdan.... Dahulu di kota Kuffah seorang pemuda tampan, sholeh, ahli ibadah terpanah asmara oleh seorang gadis cantik jelita. Walau tak ada kata,mereka bicara dengan bahasa jiwa. Karena bahasa jiwa jauh lebih jujur, tulus dan apa adanya. Cinta yang tak terucap jauh lebih luhur dari hanya di ujung lidah. Benih cinta bersemi pada pertemuan yang tersamar, pertemuan yang berlangsung sangat sekejap, pertemuan yang selalu terhalang oleh hijab. Sang gadis tersipu malu merasakan getaran cinta yang sama semenjak pertama kali melihat sang pemuda
Bila cinta telah singgah di hati, jiwa akan menjadi besi dan kekasihnya adalah magnit, kerinduan selalu ingin bertemu walau sekejap. Indahnya cinta terjadi saat seorang kekasih secara samar menatap bayangan orang yang dikasihi laksana air yang mampu menyirami, menyegarkan, menyuburkan pepohonan taman jiwa.
Begitulah cinta...
Ketika ia bersemi.. terkembang dalam kata, terurai dalam perbuatan
Ketika hanya berhenti dalam hati... Cinta menjadi lemah dan tak berdaya
Ketika hanya berhenti dalam kata... Cinta menjadi penuh kepalsuan dan TIDAK NYATA
Ketika cinta sudah terurai jadi perbuatan.... Cinta itu sempurna seperti pohon
akarnya terhunjam dalam hati, batangnya tertegak dalam kata, buahnya menjumbai dalam perbuatan.
Persis seperti iman, terpatri dalam hati terucap dalam lisan dan dibuktikan oleh amal...

Semakin dalam makna cinta direnungi, semakin besar fakta ini ditemukan.
Cinta hanya kuat ketika ia datang dari pribadi yang kuat..
Bahwa integritas cinta hanya mungkin lahir dari pribadi yang juga punya integritas...
Karena cinta adalah KEINGINAN BAIK kepada orang yang kita cintai yang harus menampak setiap saat sepanjang kebersamaan...

Maka, agar cinta terselamatkan agar tidak menjadi liar dan selalu berada dalam keabadian serta berada dalam bingkai syari'atNya.... Cinta perlu disempurnakan dalam kebersamaan yang diridhoi-Nya..
Begitupun dengan si Pemuda, diutusnya seseorang untuk meminang gadis pujaannya........
Namun, kebahagiaan tidak selalu seiring sejalan dengan takdir Allah, ternyata gadis tersebut telah dipertunangkan dengan seseorang, walau sebenarnya sang gadis sangat menanti kedatangan si pemuda itu, namun.... dia tidak yakin apakah pemuda tersebut akan meminangnya....
Pupus sudah harapan sang pemuda untuk menyemai cintanya dalam keutuhan syari'at, begitupun sang Gadis.... Tiada jalan lain, tiada jalan samping, belakang, kiri atau kanan.
Mereka sadar betul jalinan asmara harus diakhiri, karena kalau tidak, justru akan merusak "Anugrah"
Allah yang terindah ini....

Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah dalam bukunya Raudah Al-Muhibbin Wa Nuzhah Al-Musytaqin memberikan komentar tentang pengaruh cinta dalam kehidupan seseorang :

"Cinta itu mensucikan akal, mengenyahkan kekhawatiran, memunculkan keberanian, mendorong berpenampilan rapi, membangkitkan selera makan, menjaga akhlaq mulia, membangkitkan semangat, mengenakan wewangian, memperhatikan pergaulan yang baik serta menjaga adab dan kepribadian. Tapi cinta juga merupakan ujian bagi orang-orang yang sholeh dan cobaan bagi ahli Ibadah "

(Kutipan dari artikel seorang ustadz)

Sentuhan Kalbu Bunda

Anandaku sayang......
Dalam malam yang menyelimuti bumi, gemerlap bintang menghiasi langit,dalam kekhusuan sujud yang panjang, Bunda bermunajat pada Illahi tentang keinginan di hati. Ditengah lelap tidurnya teman-temanmu, engkau mengikuti acara mabit di sekolahmu dalam rangka berdo'a bersama untuk kelulusan ujian nasionalmu, sungguh bunda sangat senang, bunda berharap acara ini bisa mendorong ananda untuk menjadi anak sholeh, sebagaimana yang bunda harapkan ketika dengan susah payah melahirkanmu.
Ketika akhirnya engkau lahir dengan wajah lucumu, hanya satu do'a bunda pada saat itu :
" Duhai Allah.... Engkaulah yang menggenggam takdir anaku ini,aku mohon padaMu ya Allah agar anak yang berada dihadapnku ini menjadi anak yang sholeh... Jadikanlah ia anak yang bisa memebahagiakanku kelak dihadapanMu ya Allah... Jadikanlah ia anak yang dapat membuatku bangga dihadapanMu ya Allah...
Pertemukan kami kelak disyurgaMu ya Allah... Jangan Engkau pisahkan kami ya Allah.... Jangan Kau biarkan aku masuk ke syurgaMu tanpa anak ini disampingku ya Allah.... "
Bunda selalu mengulang do'a itu setiap saat, dan bunda berharap do'a itu menjadi kenyataan
Ananda belahan jiwaku...
Maafkan bunda bila bunda sering menyuruhmu mengaji, belajar, puasa, sholat,yang mungkin membuat ananda tidak suka, bahkan tak jarang ananda menjawabnya dengan bentakan.
jangan pernah dendam pada Ayah dan Bunda,.... Bantu Bunda dengan do'a-do'amu ya sayang... hanya do'a ikhlas yang bunda harapkan darimu...
Hanya do'a ananda, amal jariyah dan kerja da'wah Bunda selama ini yang dapat meringankan Bunda dihadapan Allah kelak...
Ananda tersayang...
Perlakukan Ayahmu dengan baik,sayangi beliau sebagaimana engkau menyayangi bunda.. Ayah sudah bekerja keras agar ananda dapat sekolah di sekolah terbaik. Buatlah ayah bangga dengan kesholehan dan budi pekertimu yang baik... Jangan pernah sakiti hatinya ya sayang.....
Ananda permata hatiku...
Gapai cita-citamu dengan kerja keras, belajarlah sungguh-sungguh, isi harimu dengan aktifitas yang dapat menjadikanmu lebih baik dan sholeh....
Karena jadi apapun engkau, Engkau adalah tetap anaku, penerus cita-cita Ayah dan Bundamu, penerus generasi bangsa, penegak agama Allah di muka bumi.....

Ya Robbi.... Bantu kami membimbing mereka dijalan-Mu sehingga kami dapat mengembalikannya padaMu dalam keadaan fitrah seperti Engkau memberikannya kepada kami dalam keadaan Fitrah pula...
Diperbarui sekitar 7 bulan yang lalu · ·

KESEDIHAN


Seorang anak yang cerdas, sholeh, tengah mendapatkan ujian berupa fitnah menjalani hukuman di balik jeruji, Ayah Ibu menjenguknya, walau mereka terlihat tabah, sang anak tahu bahwa mereka memendam kesedihan. Maka, menulislah dia di dinding penjara seolah berbicara kepada ke dua orangtuanya.

Ayah, Bunda, teriris hatiku melihat wajahmu… walau tak banyak kata terucap, aku tahu engkau memendam kesedihan yang mendalam atas apa yang menimpaku… Ingatlah akan janji Allah pada kita Ayah, Bunda….

“ Sekali-kali bukanlah harta dan anak-anak kalian yang dapat mendekatkan diri kalian kepada kami sedekat-dekatnya, melainkan orang yang beriman dan beramal seholehlah. Mereka itulah yang akan memperoleh balasan yang berlipat ganda sebagai balasan terhadap amal yang telah mereka kerjakan dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (di dalam surga) “ – QS.34:37

Seorang penyair pernah berkata :

Meski hari silih berganti
Dengan segala kesulitan dan kemudahan
Yang ada didalamnya
Namun masih saja ada kesulitan hidup
Yang keras dan sulit untuk ditaklukan
Hingga hidup terasa hina
Dan tak menjadi indah dibuatnya
Namun tetap saja kami jalani segalanya
Dengan jiwa yang tenang
Kami mampu menanggung kehidupan berat
Yang sulit dipikulkan
Untung saja kami masih memiliki
Jiwa yang mampu bersabar
Hingga tujuann hidup dapat diwujudkan
Meski banyak orang yang tak berdaya menghadapinya

Ayah Bunda sering menngingatkan aku disaat aku bersedih dengan sebuah syair yang dilantunkan oleh Tsabit Ibnu Zuhair :

Seseorang tidak akan gagal
Selagi ia serius berusaha
Segala urusan yang sulit atau yang remeh
Dapat ditangani dengan baik
Orang yang memiliki prinsip
Adalah orang yang tidak hanya menerima perintah
Namun ia punya orientasi sendiri
Dan memiliki visi yang jelas
Itulah orang pilihan
Yang hidup bukan sebagai pecundang
Meski kesempatan telah tertutup baginya
Semangat di dalam dada akan tetap terus berkobar

Bagaimanapun, sesuatu yang telah ditentukan pasti akan terjadi dan tak bisa dicegah, ia akan tetap datang kepada orang yang menerima atau orang yang menolaknya. Bedanya, orangn yang menerima akan mendapat pahala dan kebahagiaan sedangkan orang yangn menolak akan mendapat dosa dan kesengsaraan.
Ayah…Bunda… aku bangga terlahir menjadi anak kalian, yang punya visi dan misi ketika ingin melahirkan aku, mempunyai kesholehan dan semangat untuk memberikan aku pendidikan terbaik, sehingga pada hari ini ketika ujian berat sedang menimpaku aku dapat menjalaninya dengan tabah seperti bekalan yang telah engkau tanamkan padaku

“ Sesungguhnya Allah bila mencintai suatu kaum niscaya Dia akan memberinya ujian. Barangsiapa ridha terhadap ujianNya, Allah pun akan ridho kepadanya. Barangsiapa yang marah akan ujianNya,maka Allah pun akan marah kepadanya”

KETIKA KAU PANGGIL AKU " IBU"

IBU
Tiada kata yang paling menggetarkan ketika engkau belajar memanggilku "Ummi" dengan lidahmu yang terbata, mengeja huruf satu persatu. Dan...tiba-tiba saja terpeta dihadapanku seorang bayi mungil yang mengisi rahimku sembilan bulan penuh. Menyadari keberadaan makhluk hidup dalam tubuhku untuk pertamakalinya adalah perjuangan adaptasi tersendiri, perjuangan mengatasi masa sulit akibat pengaruh hormonal adalah sebuah semangat tersendiri untuk menjaganya agar tumbuh sempurna. Sajadah dibentangkan disetiap sepertiga malam, memohon pada pemiliknya agar diberi kekuatan membesarkannya. Dan....keajaiban itu menjelma menjadi seorang bayi mungil nan cantik, gambaran perpaduan orangtuanya, Subhanallah.....
IBU
Episode kehidupan itu telah dimulai, gemerlap masa muda dengan segala godaannya ditanggalkan sudah, kata itu telah mengajari makna sebuah tanggungjawab menjadi orangtua yang akan dimintai pertanggungjawabannya secara hakiki. Kebanggaan terhadap diri sendiri ketika masa muda membelenggu berubah menjadi sebuah pengorbanan yang tulus ketika harus memulai peran menjadi seorang Ibu.
IBU
Dari getaran jantung dan pembuluh darah yang mengalir dari tubuhku, kutransfer makanan melalui selang-selang plasenta untuk penyambung hidupmu, berlanjut setelah engkau ada dengan bulir-bulir air susu ibu....Subhanallah....engkau tertidur dalam dekapanku dengan perut kekenyangan
IBU
Betapa kata itu menggetarkan kalbu... Kuajarkan kau panggilan Ummi terinspirasi dari kehidupan para nabi agar semangat kebaikan terus bergulir waktu demi waktu...Kehadiranmu membuat duniaku berubah, penuh cahaya dan gairah kehidupan untuk menghadapi terjalnya perjalanan berat kampung dunia. Hidup tak lagi terasa sepi ada engkau yang selalu menemani, kutemani dan ditemani
IBU
Kata itu mengispirasi dan mendorongku untuk tetap dalam koridor yang telah ditentukan Sang Pencipta membangun eksistensi diri lebih bermakna, agar menjadi inspirasi bagimu untuk menuai kebaikan bersama mencintai sang Rabb yang lebih utama.....
Ah... tak terasa enambelas tahun sudah engkau ditanganku, saatnya engkau belajar mendaki sendiri terjalnya kehidupan dengan bekal yang telah aku berikan,dasar keimanan yang ditancapkan dan aku tetap mendorong dibelakangmu, membantu, menjaga agar kau tidak terpleset jatuh.....
IBU
Tepat hari Kamis tanggal 2 september pukul 19.30 setelah 8 jam diinduksi, akhirnya.... terlahirlah seorang bayi mungil sebesar 2,4 kg dengan wajah mungil nan cantik....
Dalam kesedihan khawatir tidak bisa menunaikan amanah langit, kegembiraan yang meluap mensyukuri dititipkannya engkau kepadaku, walau aku tidak terlalu paham apakah benar menurut kaidah bahasa arab, kuberi engkau nama dengan penuh do'a.....
ASY-SYIFA FARAH AZMI (Obat pelipur lara yang utama)

" Ya Allah ya Tuhan kami....anugrahkanlah kepada kami dan pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang2 bertakwa " (QS. 25 : 74)

" Sekiranya tidak karena putri-putri yang bagaikan bulu burung dara
jatuh berserakan sedikit demi sedikit
niscaya aku akan pergi dengan perasaan gundah
di bumi yang luas dan panjang
tetapi, anak-anak kita berada di sekeliling kita
jantung-jantung hati kita berjalan di permukaan bumi
Sekiranya angin berhembus menghempas sebagian mereka
niscaya mataku tak akan terpejam.... "

SELAMAT MILAD ANAKU... Jadilah Engkau Generasi Qur'an yang Hakiki, menyuarakan kebaikan demi kebaikan sepanjang hayat.....

Love forever
Ummi, Abi dan Adik-adik

Senin, 31 Agustus 2009

Setiap Anak punya potensi untuk BERPRESTASI


Setiap Anak punya potensi untuk BERPRESTASI
Oleh: Ledia Hanifa Amaliah *
(artikel dimuat di majalah Al Hikmah Surabaya)

SMS saya pada putra kedua yang sedang mengikuti babak final Lomba Lukis Remaja Tingkat Nasional di jawab, “Aku nggak menang, tapi puas banget”. Hmm…bisa mengambil pelajaran dari sebuah nilai persaingan dan pertemanan adalah prestasi baginya.

Bagi kami prestasi tak mesti bermakna menjadi juara, meraih piala. Prestasi bagi setiap keluarga pasti memiliki definisi operasional yang berbeda. Ada yang menganggap bahwa menjadi juara kelas barulah disebut berprestasi. Ada pula yang beranggapan bahwa tercapainya target yang di tetapkan bersama adalah prestasi. Yang lainnya menyebutkan bahwa proses yang berjalan ke arah positif sudah merupakan sebuah prestasi. Yang pasti, ukuran prestasi harus disesuaikan dengan usia perkembangannya.

Sebelum orang tua mendorong anak untuk memiliki “prestasi” seperti impian kita, perlu upaya mengenali potensi masing-masing anak karena mereka adalah makhluk yang unik. Potensi yang harus dipandang secara jernih tanpa memasukkan pretensi orang tua, yang secara tidak sadar sering “mematok” impian masa kecil kita pada anak tanpa menimbang apakah ia menyetujuinya atau tidak.

Tidak ada salahnya jika orang tua secara terbuka mendiskusikan kelebihan dan kekurangan anak dalam obrolan-obrolan ringan dengan mereka. Termasuk usulan-usulan untuk meminimalisir kekurangannya dan memperbesar potensi yang dimilikinya. Tidak ada salahnya jika kita membuka peta potensi ini pada semua anak yang sudah dapat diajak berdialog. Dengan demikian mereka berpikir bahwa orang tua tetap berlaku adil walau memperlakukan anak secara berbeda. Meskipun orang tua tidak bermaksud membandingkan atau membedakan satu anak dengan lainnya. Anak belajar bahwa orang tua mereka memberi support pada masing-masing anak sesuai kebutuhannya. Anak jadi tahu bahwa orang tua akan selalu mendukung mereka untuk berprestasi dalam bidang yang mereka minati.

Kadang kala kita terhenyak dengan keputusan anak untuk mengelola potensi yang dimilikinya. Acapkali kita mendorong terlalu keras. Maksud hati ingin menunjukkan dukungan, tetapi tidak selalu disambut positif oleh anak. Orang tua bisa jadi memandang sang anak memiliki potensi kuat untuk berprestasi dalam bidang akademis misalnya. Namun ternyata sang anak memutuskan untuk mengembangkan bakat seninya. Sesuatu yang mungkin membuat kita khawatir akan masa depannya. Biarkan anak mengeksplorasi potensinya sehingga ia memiliki jutaan pengalaman yang akan menjadi modal hidupnya kelak. Kita tinggal mengarahkan dan berdo’a agar langkahnya diridhoi Allah.

Hal yang paling krusial justru ketika anak tidak mengenali potensi dirinya, tidak mau mengembangkannya dan kita selaku orang tua memaksakan kehendak. Sudah saatnya kita membuka komunikasi yang produktif dengan buah hati kita. Komunikasi yang mengarahkan mereka pada pilihan hidup yang sudah diketahui segala resikonya dan mereka mengoptimalkan potensi yang dimiliki untuk kebaikan umat manusia. Inilah prestasi sesungguhnya. Wallahu’alam

Minggu, 30 Agustus 2009

PENDIDIKAN BOARDING : Antara semangat perbaikan dan realita

Sebuah pendidikan yang berkembang dalam suatu Negara beriringan dengan pola pendidikan keluarga dimasyarakat yang diwarnai oleh perkembangan peradaban. Hal ini sangat berpengaruh pada keberadaan sebuah lembaga pendidikan, sehingga model pendidikan yang dibuat dalam suatu masa tidak selalu popular dimasa berikutnya. Seperti halnya pandangan kebutuhan masyarakat pada suatu pendidikan yang menggabungkan antara perkembangan ilmu pengetahuan modern yang berbasis agama saat ini sangat diminati, kenapa? Karena masyarakat semakin menyadari bahwa seseorang dimasa mendatang, selain perlu dibekali sebuah pendidikan umum dia juga perlu dibekali pendidikan agama yang kuat agar terlahir menjadi orang-orang yang berakhlak mulia dalam menjalankan kehidupannya.

Disadari atau tidak, peradaban yang sudah sedemikian berkembang menuju era globalisasi sehingga dapat memenuhi kebutuhan manusia secara lebih instant, mempengaruhi jalannya sebuah keluarga, kesibukan orangtua dalam menghadapi persaingan hidup di luar rumah atas nama demi keluarga seringkali menciptakan kesenjangan hubungan antara orangtua dan anak. Untuk menebus rasa bersalah, orangtua memfasilitasi dengan berbagai macam kebutuhan hidupnya. Maka, tanpa disadari atau tidak dengan pengaruh peradaban ini akhirnya menciptakan manusia-manusia yang serba instant, tidak survive dan kurang kreatif. Melihat kenyataan ini banyak kemudian para orangtua yang sebagian besar berasal dari masyarakat perkotaan mencari sebuah lembaga pendidikan yang modern berbasis agama, agar mereka merasa lebih aman ketika anak-anaknya berada dalam sebuah lembaga pendidikan yang dapat memenuhi selain kebutuhan ilmu pengetahuan (IPTEK) namun juga agama (IMTAQ).

Salahsatu yang menjadi pilihan alternative saat ini adalah lembaga pendidikan “ Boarding School “. Keberadaan sekolah model seperti ini disemangati dengan sebuah keyakinan akan perbaikan dari model yang sudah ada yaitu pesantren yang selama ini kelihatannya monoton dg system pendidikannya dan terkesan feodal, sehingga keberadaan pesantren tidak menjadi popular dimasyarakat, terutama masyarakat perkotaan. Belum lagi pengelolaannya yang kaku dan diwarnai dominasi pendoktrinan serta funishman semata.

Pendidikan boarding school merebak dimana-mana dengan rata-rata mengambil konsep dasar sekolah menengah pertama atau atas sederajat dengan berbagai fasilitas dan pelayanan yang beragam, walau ada juga yang mengambil segmen anak-anak usia sekolah dasar, namun jumlahnya tidak seberapa. Output dari pendidikan semacam ini adalah lahirnya generasi-generasi mandiri, kreatif berakhlak mulia dan berilmu pengetahuan tinggi.

Tentu bukan suatu hal yang mudah untuk mengelola anak-anak sekolah menengah dan atas yang mempunyai karakter beragam menuju masa pubertas, kalau tidak pandai-pandai menyentuh mereka dari sisi kepribadiannya, semua konsep pendidikan yang diajarkan bukan membekas pada anak, malah menimbulkan perlawanan dari anak itu sendiri, serta menuai protes dari orangtua yang merasa telah membayar mahal untuk perkembangan anaknya serta anak punya kesan buruk terhadap pendidikan yang dijalaninya di masa mendatang. Pendidikan boarding school akan menjadi sebuah trademark apabila dapat dikelola secara baik dan dapat menghasilkan output yang berkualitas, namun sebaliknya apabila tidak maka lembaga pendidikan ini hanya akan menjadi kenangan yang tercatat dalam sejarah sebagai alternative lembaga pendidikan yang berusaha melakukan sebuah perubahan.

Ada beberapa hal yang seringkali menjadi kendala dalam perkembangan model pendidikan ini :

  1. Masalah sumberdaya Manusia

- Kurang wawasan/kurang dewasa

Sangat disayangkan, seringkali keberadaan boarding school untuk anak-anak remaja tidak didukung oleh pengetahuan SDM nya tentang psikologi anak remaja, dan bagaimana pendekatannya terhadap mereka. Pendekatan masih memakai model yang sama hanya dikemas dengan cara modern. Muatan pendidikan lebih banyak diwarnai punishman dibandingkan reward. Yang menjadi wali asrama seringkali anak-anak muda yang baru lulus kuliah, sehingga dari sisi emosi tidak terlalu matang, dalam menyelesaikan masalah pun lebih subyektif dan kurang obyektif

- Sering berganti SDM

Masalah yang cukup krusial adalah masalah pergantian pengajar yang seringkali terlalu cepat sehingga penyampaian pengajaran tidak bisa tuntas. Adaptasi dengan anak atau dari anak pun tidak bisa cepat yang secara otomatis sangat berpengaruh terhadap berjalannya KBM (kegiatan belajar mengajar)

- Kesejahteraan yang kurang terperhatikan

Bagaimanapun mereka manusia biasa, yang punya banyak kebutuhan, keikhlasan dibarengi dengan kesejahteraan akan lebih baik hasilnya dalam mengelola anak didik daripada keikhlasan yang dipaksakan tanpa perhatian yang cukup. Sangat disayangkan banyak dari pengelola merasa bahwa dengan memberikan salah satu fasilita, kesejahteraan sdm telah tuntas,padahal tidak demikian. Sehingga hal ini sangat berpengaruh terhadap kinerja mereka dalam mencurahkan perhatian kepada anak didiknya

  1. Timbulnya intrik

Belum lagi intrik internal didalam tubuh pemilik dan pengelola yang berbeda visi dan misi semakin mewarnai kekisruhan lembaga ini. Hampir di semua lembaga pendidikan swasta masalah intrik ini seringkali merebak.

  1. Tidak mampu mempertahankan visi dan misi

Tahun awal berdiri, terlihat masih sesuai dengan visi misi yang ditawarkan dengan sdm-sdm yang berkualitas. Namun, tahun-tahun berikutnya arah pendidikan seolah menjauh dari visi misi

  1. Manajemen internal

Yang tidak bisa dipungkiri adalah kebutuhan mempertahankan sdm yang mempunyai pengaruh kuat dalam mempertahankan citra lembaga pendidikan. Dengan kata lain, sdm-sdm lama seharusnya dipertahankan dan difasilitasi agar tetap bertahan ada di lingkungan pendidikan tersebut. Karena bagaimanapun mereka layak diberikan penghargaan sebagai orang pertama yang menancapkan pondasi awal terhadap anak-anak dalam pembangunan lembaga pendidikan ini. Namun, yang seringkali terjadi adalah diambilnya jalan pintas dengan membiarkan sdm tersebut mengundurkan diri tanpa memberikan penghargaan yang layak sebagaimana mestinya. Memang, ini adalah wilayah jasa yang membutuhkan keikhlasan namun bukan berarti tanpa penghargaan.

  1. Ketidak konsistenan dalam menerapkan peraturan-peraturan.

Bagaimanapun juga mereka adalah anak-anak remaja yang harus diperlakukan sesuai dengan usianya. Peraturan yang terlalu kaku hanya akan mematikan kreatifitas mereka dan menimbulkan perlawanan, begitupun sebaliknya peraturan yang longgar hanya akan membuat mereka tumbuh tanpa aturan. Untuk itu, sebuah peraturan perlu dikomunikasikan dan dibuat bersama agar tumbuh kesadaran dalam mentaati peraturan tersebut, bukankah yang dinginkan adalah tumbuhnya kesadaran mereka dalam melakukan kebaikan daripada melakukan kebaikan hanya sekedar memenuhi kewajiban?

  1. Pendekatan yang kurang fleksibel

Anak-anak di usia remaja butuh tempat untuk berbagi, tidak perlu selalu diberi solusi minimal didengarkan apa yang mereka suarakan. Ketika mereka dititipkan oleh orangtuanya, maka pada saat itu tanggungjawab beralih di pundak para sdm boardingschool yang ada. Mereka orangtua bagi anak-anak tersebut. Maka, seharusnyalah para pendidik dilingkungan tersebut menjadi orangtua bagi mereka yang siap menampung dan mendengarkan keluhkesah mereka, yang ada setiap saat mereka membutuhkan. Anak seringkali diberi label buruk tanpa diberi kesempatan untuk membela diri atau ditinjau permasalahannya

Bagi dunia pendidikan islam dengan banyak berdirinya model pendidikan boarding school ini adalah sebuah kebanggaan tersendiri, tinggal bagaimana mengelolanya sedemikian rupa agar mengalami kemajuan yang lebih baik lagi sehingga mampu bersaing di dunia pendidikan internasional.

Cikarang, agustus 2009

Selasa, 14 Juli 2009

Hikmah dibalik musibah

Sebuah bencana atau musibah seringkali datang tiba-tiba, dan tentu saja tanpa diharapkan, kedatangannya seringkali pada saat manusia dalam keadaan lengah. Begitu pula bencana nasional yang kali ini melanda Indonesia di kawasan Jogyakarta dan Jawa-Tengah berupa gempa dengan kekuatan 5,9 skala lichter, tidak ada yang menyangka sebelumnya bahwa akan terjadi gempa seperti ini, karena sebelumnya di daerah tersebut dikhawatirkan terjadi ledakan gunung merapi yang sejak beberapa waktu yang lalu aktif dan mulai mengeluarkan awan panas dan pijaran api. Tentu saja, persiapan penyelamatan yang dilakukan pemerintah setempat dikonsentrasikan untuk mengevakuasi korban jauh dari pusat ledakan gunung merapi. Namun, siapa yang menduga kalau kemudian yang terjadi malah gempa yang meluluhlantakan kota Jogyakarta, Jawa-Tengah dan sekitarnya. Dalam kondisi seperti itu, manusia seolah diingatkan kembali pada keterbatasannya selaku makhluk penghuni bumi, yang keberadaannya hanyalah sekedar menjalankan peran yang diamanahkan Illahi, penguasa alam semesta, tidak punya daya dan kekuatan apa-apa, sekalipun seorang mbah Maridjan yang mengaku dirinya bisa berkomunikasi dengan penguasa gunung Merapi, padahal jelas-jelas apa yang dia kemukakan menyalahi ketentuan Alloh, siapakah penguasa gunung Merapi sebenarnya? Apakah mungkin jin, dedemit yang notabene adalah kelompok syaithon dimana derajatnya jauh lebih hina dari manusia? Dalam kondisi seperti ini sudah selayaknya kita selaku manusia yang tidak punya daya dan kekuasaan apa-apa berinstropeksi diri dengan memaknai musibah seperti halnya shohabat Rosululloh SAW yaitu Umar bin Khottob dalam memaknai atau mengambil hikmah dari sebuah musibah, beliau katakan setiap kali kita kena musibah, sesungguhnya disana ada 4 ni’mat Alloh, yaitu pertamaTetaplah tenang selama musibah itu tidak menimpa keimanan kita, karena sesungguhnya musibah yang paling besar adalah apabila keimanan kita sesat dari jalan Alloh dengan berdo’a “ Ya Alloh, jangan timpakan musibah pada keimanan kami. Dan janganlah Engkau jadikan dunia sebagai pusat perhatian kami”. Kedua Yakinlah bahwa musibah yang menimpa dia tidak seberapa, karena ada musibah yang lebih besar lagi dari musibah yang menimpa kita ini dengan mengucapkan “Innalillahi Wainna Ilaihi Rooji’un”. Ketiga,Ridho terhadap segala ketentuan-Nya, karena Ridho lebih besar tingkatannya daripada sabar, seperti kisah Nabi Yakub yang kehilangan nabi Yusuf anaknya, beliau tetap sabar dan Ridho menerima kenyataan bahwa anaknya telah hilang, sampai akhirnya bertahun-tahun kemudian Alloh mempertemukan mereka. Keempat,Berharap Alloh memberi ganjaran terhadap musibah itu. Karena “Sesungguhnya segala bentuk musibah (cobaan) adalah pengangkat derajat orang yang mendapatkan musibah tersebut, pelipat ganda kebajikan, penghapus dosa, selama musibah tersebut dihadapi dengan sabar dan ikhlas, maka dosa akan berguguran sebagaimana rontoknya daun-daun” hal ini pula yang kemudian membuat Umar bin Khottob tidak memandang musibah sebagai musibah tapi pembawa ni’mat.

Sudah saatnya kita manusia yang lemah ini bangun dan tersadar, hilangkan segala sifat uzub atau sombong, takabur dengan merendahkan diri dihadapan Alloh, merendahkan hati dihadapan sesama manusia. Gempa yang meluluhlantakan Jogyakarta, Jawa-Tengah dan sekitarnya hanyalah satu dari sekian musibah yang ada dalam kehidupan kita, namun tetaplah yakin bahwa semakin bertambahnya keimanan akan semakin banyak ujian yang kita hadapi “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan saja (mengatakan) Kami telah beriman sedang mereka tidak diuji lagi?”.

SEBUAH PILIHAN

Disebuah keheningan malam, di saat orang-orang masih terbuai dalam peraduan, terdengar sayup-sayup seorang perempuan melafalkan kalam illahi
“Ahasibannaasu anyutrokuu anyaquulu aamanna wahum laa yuftanuun
Walaqod fatannalladziina minqoblihim falaya’lamnnallohulladziina shodaquu walaya’lamannal kaadzibiin.” (Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan “Kami telah beriman”, dan mereka tidak diuji? Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Alloh pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta)
Berulang-ulang dibacanya ayat tersebut dengan airmata yang tak kuasa dibendungnya, sajadahnya sudah basah, sobekan surat berserakan disekitar tempatnya sholat, mengadukan seluruh kepedihan hidup hanya kepada-Nya melalui sujud yang panjang, dikeheningan malam. Sungguh tak disangka akan beginilah jawaban yang dia dapatkan dari seorang laki-laki yang selama ini menghiasi hari-hari dihatinya walau jauh dari pandangan mata, seorang lelaki yang dia yakini akan merajut masa depan dengan kebersamaan membina mahligai rumahtangga bersamanya. Padahal, dia sudah mempesiapkan diri untuk mendapatkan jawaban ini, karena dia tahu perjuangan untuk menjadi seorang muslimah sejati memerlukan pengorbanan yang cukup tinggi termasuk kesenangan duniawi, maka…..jauh sebelum dia memberikan penawaran pada lelaki tersebut, dalam sholatnya selalu dikumandangkan do’a “ Ya Alloh….apabila dia jodohku, dekatkan, permudahkan dan berikan pula hidayah padanya agar kami bisa membangun keluarga dakwah bersama-sama, namun apabila dia bukan jodohku, jauhkanlah…. beri aku kekuatan,keikhlasan menerima kenyataan yang Engkau berlakukan, berikan aku pengganti yang lebih baik daripadanya….”.
Sebagai seorang wanita yang baru semangat dalam memperdalam agamanya, dia menginginkan segala sesuatu berjalan baik, langkah awal yang dia lakukan adalah mengajak kekasihnya untuk memperdalan agama pula agar ketika mereka membina rumahtangga dapat berjalan seiringan, kemungkinan terburuk dari jawaban kekasihnya dia sudah mempersiapkan diri. Tapi, sungguh…dia ternyata hanya seorang manusia biasa, ketika tawaran pertama tak mendapat tanggapan, dia memberikan penawaran ke dua dengan sedikit mengancam, dia tidak ingin hubungan mereka tidak ada kepastian, sementara dia sudah tahu bahwa hal ini melanggar etika agama, atau hubungan mereka selayaknya teman, dan….inilah akhir dari penantiannya yang panjang, sang kekasih memberikan jawaban pasti, lebih baik berteman biasa daripada harus melamarnya segera tanpa kesiapan materi yang cukup, walaupun sudah berpenghasilan. Inilah jawaban yang menghentakkan bathinnya, dia seperti terbangun dari mimpi yang panjang, bahwa dia sudah demikian terlena dari pesona dunia, ah…harga dirinya selaku seorang wanita seperti tercampakan, kesetiaannya seolah tersia-siakan. Bathinnya menangis, mengharu-biru, inilah rupanya ujian pertama atas kesetiaannya pada sang pencipta, apakah kesetiaan pada makhluk akan mengalahkan kesetiaannya pada sang Kholiq ? dan… seolah-olah sang kholiq ingin membuktikan kasihsayangNya, tak lama dari jawaban yang diberikan kekasihnya, terdengar kabar bahwa ternyata sang kekasih terlibat “cin-lok” alias “ cinta lokasi “, ini semakin membuktikan siapa sebenarnya lelaki yang sudah begitu dicintai selama 5 tahun ini…………
Ternyata, untuk menuju keikhlasan memang bukan suatu hal yang mudah, hampir sama ketika dia harus kehilangan ibu dulu (walaupun lebih berat) berjuang melawan hawa nafsu amarah dan perasaan dicampakan juga bukan suatu hal mudah, “ Kamu tidak dicampakan, tapi kamu diselamatkan, ternyata dia bukan laki-laki yang baik buatmu…” kakaknya berusaha membesarkan hatinya, padahal baru beberapa waktu yang lalu dengan yakinya dia katakan pada ayah, kalau sang kekasih pasti datang melamarnya. Reaksi dari semua itu adalah dia terkapar sakit cukup lama, seolah sang kholiq memberikan kesempatan pada dirinya untuk berdzikir menenangkan diri, sekaligus instropeksi atas janji setianya pada sang Kholiq, “ Ya Alloh….beri aku kekuatan, beri aku keikhlasan, palingkan aku dari masalaluku yang suram………” tanpa sadar,kebencian dan ketidak percayaan pada lelaki yang pernah menjadi kekasihnya selalu dia hembuskan dalam hatinya seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran dia untuk menerima ketentuan-Nya.
Dua tahun dari kejadian tersebut, seorang ustadzah menawarkan seorang lelaki sholeh, ta’at, walaupun belum berpenghasilan tetap, “ Maaf ibu, bukan saya tidak percaya sama ibu, bisakah saya menguji kesungguhannya?” “ Ya, tentu saja…” “ Rumah ayah saya ratusan kilometer dari sini, bisakah dia datang dulu berkenalan dengan ayah dan keluarga saya?” Begitulah…jauh dilubuk hatinya selaku makhluq yang dhoif memang kadang terlintas kekhawatiran untuk dikecewakan lagi, namun ternyata lelaki ini memang sholeh dan besungguh-sungguh, walau penghasilan belum mencukupi, tempat jauh dicapai, dia datang dengan gagah berani membawa izzah seorang muslim yang memuliakan wanita, mengemukakan kesungguhan, untuk segera datang melamar……
Malam ini, perempuan itu tafakur lagi, sajadahnya basah, tapi kali ini dia menangis bahagia, bahagia karena dia bisa memerangi hawa nafsunya, bahagia karena ternyata Alloh dengan cepat memberikan pengganti seorang lelaki yang lebih baik dari lelaki kemarin, bahagia karena esok hari akan ada seorang lelaki sholeh meminang sekaligus menikahinya, walau perasaannya sebagai manusia biasa terhadap lelaki bekas kekasihnya dulu seringkali timbul tenggelam antara cinta dan benci, namun dia yakin selama kedekatannya pada sang Kholiq tetap dijaga, maka Dia akan menjaganya pula “ Intansurullohu yansurkum, wayutsabit aqdamakum” – Barang siapa menolong agama Alloh, maka Alloh akan menolong mereka.

Bekasi, mei 2006
Diilhami dari cerita seorang teman
Ummu Mush’ab

Minggu, 21 Juni 2009

MENATAP DUNIA

Tataplah dunia…

Seolah engkau akan hidup selamanya disana

Kejarlah waktu

Sebelum dia memburumu…

Maka wewangian pahala akan merengkuhmu

Bila ombak datang menerjang

Biarkan gulungannya menerpamu

Namun jangan pernah biarkan

Dia menghanyutkanmu...

Manusia dalam kehidupannya senantiasa diwarnai dengan konflik dua keadaan antara nafsu yang menyesatkan dan suara hati yang melabuhkannya pada fitrah kebaikan. Dengan nafsu syahwat yang disalurkan pada yang halal maka lahirlah generasi, dengan nafsu yang diumbar, maka lahirlah kejahatan, kemaksiatan..... dari dua hal tersebut Sang Pencipta tidak pernah diuntungkan. Dengan kebaikan yang diperbuat manusia, Dia tidak pernah diuntungkan, dengan kejahatan yang dihasilkan, juga tidak merugikanNya....

Kalau Sang Kholik tidak punya atau terciprat keuntungan dan kerugian dari segala aktivitas kita, tidak demikian dengan manusia yang punya peran sebagai kepala rumah tangga, ibu rumah tangga atau apapun, baik tidaknya suatu generasi, anak-anak kita, pasangan hidup kita, masyarakat dan orang-orang di sekitar kita, kita akan terseret bersamanya.

Turunnya ayat seruan untuk meninggalkan yang munkar dan melakukan yang ma’ruf sesungguhnya sebagai pedoman manusia dalam mengelola kehidupan ini. Karena tentu saja, syurga tidak semata diraih tanpa kerja keras. Adanya kejahatan,kemaksiatan di muka bumi adalah merupakan sebuah tantangan hidup untuk meraih kehidupan abadi di tempat tertinggi yang bernama "Jannah" sebagai imbalan tertinggi atas pengelolaan hidup yang telah dilalui dengan melalui ranjau-ranjau yang bernama 'kejahatan, kemaksiatan'. Apa jadinya dunia apabila isinya hanya kebaikan semata,tentu tidak akan ada upaya para ulama, para da'i untuk membenahi kehidupan dunia. Atau sebaliknya, apa jadinya dunia apabila isinya hanya kejahatan semata, tentu dunia akan cepat rusak karena tidak ada yang membenahi.

Untuk itu, kejahatan kolektif juga harus dibenahi dengan kebaikan kolektif. Disinilah bahwasanya dalam menegakkan kebenaran tidak bisa dilakukan sendiri, namun harus bersama-sama. Maka, adalah suatu hal yang wajar apabila Allah sangat menghargai ikatan orang-orang beriman dengan harga yang sangat tinggi, dengan menilainya sebagai bentuk keimanan, dan ketiadaannya sebagai bentuk kekufuran. Inilah makna yang sesungguhnya ketika Allah mengatakan dalam QS.Al-Hujurot ayat 10 " Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara". Tentu saja,aplikasinya tidak semudah membalikkan telapak tangan, karena godaan menyesatkan juga seringkali datang,sehingga kemudian Allah mengisyaratkannya dalam QS.Al-Imron : 100) " Hai orang-orang beriman, jika kalian mengikuti sebagian dari orang-orang yang diberi Al-Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kalian menjadi orang kafir sesudah kalian beriman". Maksudnya,adalah mereka akan mengembalikan kalian berpecah-celah sesudah kalian bersatu. Seperti juga yang diisyaratkan oleh Rasulullah SAW " Janganlah kalian kembali kepada kekafiran sepeninggalku, yaitu sebagian kalian memukul wajah sebagian yang lain".

Disinilah kemudian Al-Qur'an sangat menghargai kesatuan dan persaudaraan dalam agama Allah dalam nilai yang sangat tinggi, Rasulullah SAW bersabda " Adakah Iman itu selain cinta dan benci?". Kesatuan dan Ikatan hati adalah sebuah kemestian untuk menegakkan yang "ma'ruf", karena ini merupakan modal dasar kebangkitan Islam. Sebuah kebangkitan akan tegak diatas persatuan Islam,sebaliknya dia tidak akan mampu berdiri tegak didalam perpecahan. Kebangkitan yang membawa pesan-pesan kebenaran yang harus diusung secara bersama-sama dan akan mengharumkan nama Islam secara meluas. Sebaliknya, apabila perpecahan yang terjadi, akan menghancurkan nama Islam secara meluas pula. Tidak heran, bila kemudian ikatan akidah yang dipersatukan Allah kedudukannya lebih tinggi dari hanya sekedar ikatan nasab " Sesungguhnya, orang-orang beriman itu bersaudara" (Al-Hujurot :10)

Maka, Allah perintahkan seorang Ibu, seorang Ayah mendidik anak-anak mereka untuk mengutakan kecintaan kepada Allah di atas segala-galanya " Hai orang-orang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka..... " (QS.At-Tahrim: 5). Agar tercipta generasi-generasi tangguh, yang dapat menjaga dan menyuarakan kebenaran Islam ke seluruh penjuru dunia sehingga terasa oleh semua orang Islam sebagai " Rahmatan Lil"Aalamiin ". Karena, kebaikan, kejahatan,diibaratkan virus akan mampu berkembang dan menular. Sekali seseorang terpengaruh, maka sebagaimana masyarakat akan terpengaruh.

Ada beberapa kaidah mengapa selalu ada kaitan antara perbuatan munkar yang dilakukan seseorang berpengaruh kepada orang lainnya, atau kebaikan yang dilakukan juga akan membawadampak positif kepada yang lainnya.

Pertama, Faktor Kejiwaan

Kedua, perbuatan lahir

Rasa kejiwaan didisni adalah merasakan baiknya kebaikan sehingga gembira dengan kebaikan tersebut dan mengajak oranglain melakukan kebaikan itu juga merasakan buruknya keburukan dan sangat tidak nyaman dengan keburukan tersebut sampai kemudian mengajak orang lain untuk menjauhinya.. Islam sebagai agama individual dan sosial sekaligus telah mewajibkan kita untuk memperbaikai diri sendiri dan mengajaak orang lain kepada kebaikan. Untuk itu ada beberapa alasan mengapa seorang muslim perlu ikut campur terhadap perbuatan orang lain.

Pertama, Solidaritas sosial diantara sesama manusia

Rasulullah SAW bersabda : " Pemisalan orang yang mematuhi larangan-larangan Allah dengan orang yang melanggarnya ibarat satu kaum yang berundi dalam satu kapal. Diantara mereka ada yang mendapat bagian di atas dan di bawah. Orang-orang yang di bawah jika hendak mengambil air harus melewati orang-orang yang diatas mereka. Akhirnya mereka berkata " Jika kita melubangii kapal bagian kita, niscaya kita tidak akan menganggu orang yang di atas kita " Jika orang yang diatas membiarkan mereka melubangi kapal,niscaya mereka semua binasa. Tetapi, jika orang-orang yang diatas mencegah, maka mereka dan semuanya selamat " Semua keebasan pribadi itu dibatasi oleh kebebasan orang lain. Hak orang untuk berbuat apapun bagi dirinya, dibatasi oleh ketentuan bahwa ia tidak boleh mengganggu orang lain. Contoh,akibat memminum khamr akan menyebarkan kemaksiatan, maka penguasa dan atau orang selainnya dituntut untuk ikut campur mencegah demi solidaritas sosial.

Kedua, alasan kemanusiaan

Dengan alasan bahwa semua muslim saudara,, maka ketika seorang muslim minum khamr berarti ia telah menghabiskan uang, membakar diri, merusak akal dan memasukkan penderitaan ke dalam rumahnya, semua itu merupakan bencana, maka kita punya hak untuk ikut campur dalam kebebasannya dan memerintahkannya untuk berbuat baik dan melarangnya dari kemungkaran.


Jika aku berjalan dalam kegelapan

Siapakah yang akan menuntunku

Kecuali kekuatan Iman saudaraku

Yang menunjukkan pada cahaya-Nya




Senin, 15 Juni 2009

Kecerdasan Manusia (2)

Dunia yang disediakan Allah untuk manusia memerlukan kepandaian manusia untuk mengelolanya agar menjadi bermanfaat dan berdaya guna untuk manusia itu sendiri dan untuk seluruh alam dan seisinya. Untuk itu, setiap manusia harus memanaje kecerdasannya agar dapat berdayaguna dan memberi kemaslahatan dan manfaat untuk seluruh makhluk sehingga terciptalah manusia-manusia unggulan yang dapat menebarkan kebaikan dan mengembangkan Risalah sehingga tumbuh menjadi manusia-manusia pilihan seperti yang digambarkan Rosulullah SAW " Khoirinnasa Lianfuihim Linnaas" (Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk manusia lainnya).
Howard Gardner dalam bukunya 'Frames of Mind' yang terbit tahun 1983 mengatakan bahwa setiap orang mempunyai bakat yang ditimbulkan dari kecerdasan yang dimilikinya. Kemudian dia membagi kecerdasan manusia menjadi beberapa bagian, yaitu :
  1. Kecerdasan Linguistik berkaitan dengan kemampuan bahasa dan penggunaananya. Orang-orang yang mempunyai kecerdasan dalam hal ini ditandai dengan gemar membaca, menulis, cerdas berbahasa, tertarik dengan suara, arti dan narasi. Pandai mengeja, mudah mengingat tanggal, tempat dan nama
  2. Kecerdasan Interpersonal berhubungan dengan kemampuan untuk bisa mengerti dan menghadapi perasaan orang lain. Ciri orang yang mempunyai kecerdasan ini ditandai dengan kepandaian dia dalam hal berkomunikasi dan pandai mengorganisasi, serta sangat sosial. Mereka biasanya baik dalam memahami perasaan dan motif orang lain.
  3. Kecerdasan Intrapersonal berhubungan dengan memahami diri sendiri. Orang-orang ini seringkali mandiri dan senang menekuni aktifititas sendiri. Kepercayaan diri mereka kuat serta mempunyai pendapat dan memilih pekerjaan dimana mereka bisa memiliki kendali terhadap cara mereka menghabiskan waktu
  4. Kecerdasan Musikal, berkaitan dengan musik, melodi, ritme dan nada. Ciri orang yang mempunyai kepandaian ini adalah dia pandai membuat musik sendiri dan juga sensitif terhadap musik dan melodi. Dia dapat berkonsentrasi lebih baik jika murisk diperdengarkan; mereka senang bersenandung sendiri, menyanyi atau mencipta lagu serta musik
  5. Kecerdasan Logika (Logis-Matematis) berhubungan dengan pola,rumus-rumus, angka-angka dan logika. Ciri orang yang mempunyai kecerdasan ini adalah pintar dalam teka-teki, gambar, aritmatika dan memecahkan amsalah matematika;biasanya mereka senang dengan komputer dan pemrograman
  6. Kecerdasan Tubuh-Kinestetik, berhubungan dengan pergerakan dan keterampilan olah tubuh. Ciri orang yang mempunyai kecerdasan ini adalah senang dengan gerak tubuh, penari, aktor, para pengrajin, atlet. Ditandai dengan memiliki bakat mekanik tubuh dan pintar meniru mimik serta sulit untuk duduk diam
  7. Kecerdasan Spasial, berhubungan dengan bentuk, lokasi dan membayangkan hubungan diantaranya. Orang-orang ini biasanya menyukai perancangan dan bangunan, disamping pintar dalam membaca peta,diagram dan bagan
Setiap orang mempunyai mempunyai kekuatan relatif dari tiap kecerdasan di atas sedemikian rupa sehingga orang cenderung menentukan pilihan aktifitas apapun yang dia sukai tanpa keterpaksaan, hal inilah yang seringkali kita semuanya menyebutnya dengan 'bakat'.
Realita yang kita jumpai saat ini dalam pola pendidikan kita sekarang ini, kebanyakan institusi pendidikan di Indonesia memberikan porsi sangat besar pada pembangunan kecerdasan logis-matematis. Atau kita merasakan bersama cakupan pendidikan apa yang pernah kita terima saat duduk di bangku SD hingga perguruan tinggi? Sehingga timbul opini dalam masyarakat kita bahwa orang cerdas, pandai, adalah orang yang kepandaian logis-matematis nya menonjol, dengan kata lain kemampuan akademisnya.
Padahal, kalau kita mau merujuk kepada kecerdasan yang dimaksudkan oleh Rosulullah SAW adalah " Al-Kiisu mandana nafsahu, wa'amala lima ba'dal maut : Orang Cerdas adalah orang yang mampu menahan hawa nafsunya dan melakukan amal kebaikan untuk kehidupan setelah kematiannya " Sehingga, setiap pendidik baik orangtua, guru akan menghargai kecerdasan setiap anak dan mengembangkan sesuai dengan bakatnya. Sehingga tidak ada lagi orangtua atau guru yang merasa prihatin apabila anak-anaknya lemah dalam hal yang berbau logis-matematis, dan untuk menanggulangi hal ini para orangtua seringkali mendorong anak-anak untuk mengikuti berbagai macam les, private atau memasukkan ke tempat bimbingan belajar. Maka, secara tidak sadar orangtua telah melakukan pemaksaan terhadap suatu hal yang sebetulnya bukan bakat anak.
Kemudian, bagaimana caranya agar setiap anak bisa mendapatkan ruang dan waktu yang bisa menumbuhkan dan menyalurkan atau setidaknya mengakomodir bakat mereka apabila cakupan pendidikan kita masih seperti itu? Tentu saja di luar sekolah, orangtua harus tampil menjadi pendorong utama agar anak-anak dapat berkembang sesuai dengan bakatnya masing-masing.

Minggu, 14 Juni 2009

Kecerdasan Manusia (1)

Salah satu Karunia yang diberikan Allah kepada manusia adalah Kecerdasan. Kecerdasan seringkali menjadi tolak ukur berkembang atau tidaknya pemikiran seorang manusia. Seorang Psikolog bernama Howard Gardner menyimpulkan hasil risetnya, antara lain :
  1. Kecerdasan Linguistik
  2. Kecerdasan Musikal
  3. Kecerdasan Logika
  4. Kecerdasan Spasial
  5. Kecerdasan Tubuh-Kinestetik
  6. Kecerdasan Interpersonal
  7. Kecerdasan Intrapersonal
Apa yang dimaksud dengan kecerdasan2 di atas? Nantikan pada artikel berikutnya

Daftar Blog Saya