Salam Persahabatan

SAMPAIKAN KOMENTAR ANDA

Rabu, 02 November 2011

GBS : BELAIAN KASIH, OBAT JASAD DAN JIWA

Sebagai orang tua, apa yang anda rasakan ketika kita melihat anak sakit tak berdaya, brada di ruang isolasi yang bernama ICU, tanpa dapat ditemani oleh ayah ibunya, sementara kita ingin memberikan support dan motivasi kepadanya melalui belaian dan tatapan kasih saying….. miris bukan?
Itulah yang saya rasakan ketika menjenguk anak teman saya di ruang ICU RSCM tanpa seorangpun boleh mendampingi di sisi tempat tidurnya, sekalipun ayah ibunya, padahal bagi seorang anak, kekuatan dia untuk sembuh bias diperoleh salah satunya adalah dari bisikan, belaian dan sentuhan kekuatan kedua orangtuanya.
Sungguh, air mata ini tergenang ketika saya menjenguknya dan hanya bias melihatnya di kaca, saya pikir karena saya orang lain, tetapi ternyata ketika mengobrol dengan kedua orangtuanya, merekapun tidak diperkenankan untuk masuk, kecuali dari kaca dan pada jam besuk.

Saya pikir, Rumah sakit ini sama dengan rumah sakit2 yang lain, dimana yang boleh masuk ke ruangan ICU hanya keluarga terdekat saja dengan menggunakan baju khusus, terutama orangtua, tapi ternyata tidak di rumah sakit ini, sungguh, bagi saya orang awam sungguh hal ini tidak bias masuk akal, bagaimana anak bias merasa nyaman dan punya motivasi sementara untuk menghadapi penyakitnya saja bagi dia sesuatu yang sangat berat, dia harus mendapatkan support paling tidak dari kedua orangtuanya agar mampu menghadapi penyakit yang berat ini, sementara kedua orangtuanya tidak diperkenankan menyentuhnya, lalu dari mana dia akan mendapatkan kekuatan itu, kalau kebetulan dia mendapatkan perawat yang sabar, care dan ramah, kalau tidak, bukankah itu hanya akan menambah anak semakin sakit?

Terlebih anak temanku itu terkena penyakit langka dan sangat menyedihkan, yaitu GSB (Guilain Barre Sindrome), bagaimana tidak, anak yang tadinya sehat, gemuk, segar dan ceria, tiba2 terkena penyakit ini sacara mendadak dan melumpuhkan otot2nya.

Apa itu GBS atau SGB?
Sindroma Guillain-Barre (SGB) merupakan penyebab kelumpuhan yang cukup
sering dijumpai pada usia dewasa muda. SGB ini seringkali mencemaskan penderita
dan keluarganya karena terjadi pada usia produktif, apalagi pada beberapa keadaan
dapat menimbulkan kematian, meskipun pada umumnya mempunyai prognosa yang
baik.
Pada tahun 1859, seorang neurolog Perancis, Jean-Baptiste Landry pertama
kali menulis tentang penyakit ini, sedangkan istilah landry ascending paralysis
diperkenalkan oleh Westphal. Osler menyatakan terdapatnya hubungan SGB dengan
kejadian infeksi akut. Pada tahun 1916, Guillain, Barre dan Strohl menjelaskan
tentang adanya perubahan khas berupa peninggian protein cairan serebrospinal
(CSS) tanpa disertai peninggian jumlah sel. Keadaan ini disebut sebagai disosiasi
sitoalbuminik. Nama SGB dipopulerkan oleh Draganescu dan Claudian. Menurut
Lambert dan Murder mengatakan bahwa untuk menegakkan diagnosa SGB selain
berdasarkan gejala klinis,pemeriksaan CSS, juga adanya kelainan pada pemeriksaan
EMG dapat membantu menegakkan diagnosa. Terdapat perlambatan kecepatan
hantar saraf pada EMG.
Penyakit ini terjadi di seluruh dunia, kejadiannya pada semua musim. Dowling
dkk mendapatkan frekwensi tersering pada akhir musism panas dan musim gugur
dimana terjadi peningkatan kasus influenza. Pada penelitian Zhao Baoxun
didapatkan bahwa penyakit ini hampir terjadi pada setiap saat dari setiap bulan
dalam setahun, sekalipun demikian tampak bahwa 60% kasus terjadi antara bulan
Juli s/d Oktober yaitu pada akhir musim panas dan musim gugur.
Insidensi sindroma Guillain-Barre bervariasi antara 0.6 sampai 1.9 kasus per
100.000 orang pertahun. Selama periode 42 tahun Central Medical Mayo Clinic
melakukan penelitian mendapatkan insidensi rate 1.7 per 100.000 orang.
Terjadi puncak insidensi antara usia 15-35 tahun dan antara 50-74 tahun.
Jarang mengenai usia dibawah 2 tahun. Usia termuda yang pernah dilaporkan adalah
3 bulan dan paling tua usia 95 tahun.
Etiologi SGB sampai saat ini masih belum dapat diketahui dengan pasti
penyebabnya dan masih menjadi bahan perdebatan. Beberapa keadaan/penyakit
yang mendahului dan mungkin ada hubungannya dengan terjadinya SGB, antara
lain:
Infeksi
Vaksinasi
Pembedahan
Penyakit sistematik:
o keganasan
o systemic lupus erythematosus
o tiroiditis
o penyakit Addison
Kehamilan atau dalam masa nifas
SGB sering sekali berhubungan dengan infeksi akut non spesifik. Insidensi
kasus SGB yang berkaitan dengan infeksi ini sekitar antara 56% - 80%, yaitu 1
sampai 4 minggu sebelum gejala neurologi timbul seperti infeksi saluran pernafasan
atas atau infeksi gastrointestinal
Pada sebagian besar penderita dapat sembuh sendir. Pengobatan secara
umum bersifat simtomik. Meskipun dikatakan bahwa penyakit ini dapat sembuh
sendiri, perlu dipikirkan waktu perawatan yang cukup lama dan angka kecacatan
(gejala sisa) cukup tinggi sehingga pengobatan tetap harus diberikan. Tujuan terapi
khusus adalah mengurangi beratnya penyakit dan mempercepat penyembuhan
melalui sistem imunitas (imunoterapi).
Pengobatan dengan gamma globulin intervena lebih menguntungkan
dibandingkan plasmaparesis karena efek samping/komplikasi lebih ringan. Dosis
maintenance 0.4 gr/kg BB/hari selama 3 hari dilanjutkan dengan dosis
maintenance 0.4 gr/kg BB/hari tiap 15 hari sampai sembuh.
Secara sederhana, GBS ini adalah virus yang menyerang syaraf tepi otot sehingga otot kehilangan fungsinya untuk bergerak dan yang lebih membahayakan apabila menyerang pada otot pernafasan, itulah yang terjadi pada anak temanku otot pernafasannya diserang sehingga daya pperstaltik diseputar otot pernafasannya kehilangan fungsi.
Saat ini, anak temanku harus diobati oleh gammaris ini, yang harga satu ampulnya mencapai 21,5jt, yang diberikan selama 5 hari berturut-turut.
Saya paham, mungkin RSCM memakai ketentuan internasional dalam memberlakukan peraturan di ruang ICU, namun apakah salah bila kita meyakini bahwa sentuhan orangtua punya kekuatan lain selain obat untuk mempercepat penyembuhan seorang anak? Apakah nurani harus diabaikan hanya karena terbelenggu sebuah peraturan yang dibuat oleh manusia, bukankah yang menurunkan penyakit adalah sang Maha Kuasa, dan tentunya melalui keajaiban yang Maha Kuasa pula penyakit dapat disembuhkan, dan itu adalah sebaik-baiknya obat.
Semoga, di lain hari peraturan ini dapat sedikit dilonggarkan terutama untuk pasien anak-anak yang masih membutuhkan kekuatan kedua orangtuanya…..
Ya Allah, sembuhkanlah anak temanku itu, berilah kekuatan kepada anaknya agar dapat berjuang mengatasi penyakitnya, kuatkanlah jiwanya ya Allah… karena dia harus terpisah dari kedua orangtuanya, para perawat…. Tolonglah perlakukan dia dengan baik, hanya kalianlah saat ini orangtuanya……
Untuk temanku, saudaraku, kuatkanlah hati kalian, insya Allah, Allah akan beri kesembuhan

(tentang GBS disadur dari makalah Dr ISKANDAR JAPARDI
Fakultas Kedokteran
Bagian Bedah
Universitas Sumatera Utara)

Minggu, 09 Oktober 2011

5 Bekal Istri Aktivis Dakwah

Mar'ah Muslimah
4/4/2008 | 27 Rabiul Awwal 1429 H | Hits: 13.902
Oleh: Dra. Anis Byarwati, MSi.
________________________________________

dakwatuna.com – Seorang aktivis dakwah membutuhkan istri yang ‘tidak biasa’. Kenapa? Karena mereka tidak hanya memerlukan istri yang pandai merawat tubuh, pandai memasak, pandai mengurus rumah, pandai mengelola keuangan, trampil dalam hal-hal seputar urusan kerumah-tanggaan dan piawai di tempat tidur. Maaf, tanpa bermaksud mengecilkan, berbagai kepandaian dan ketrampilan itu adalah bekalan ‘standar’ yang memang harus dimiliki oleh seorang istri, tanpa memandang apakah suaminya seorang aktivis atau bukan. Atau dengan kalimat lain, seorang perempuan dikatakan siap untuk menikah dan menjadi seorang istri jika dia memiliki berbagai bekalan yang standar itu. Lalu bagaimana jika sudah jadi istri, tapi tidak punya bekalan itu? Ya, jangan hanya diam, belajar dong. Istilah populernya learning by doing.
Kembali kepada pokok bahasan kita. Menjadi istri aktivis berarti bersedia untuk mempelajari dan memiliki bekalan ‘di atas standar’. Seperti apa? Berikut ini adalah bekalan yang diperlukan oleh istri aktivis atau yang ingin menikah dengan aktivis dakwah:
1. Bekalan Yang Bersifat Pemahaman (fikrah).
Hal penting yang harus dipahami oleh istri seorang aktivis dakwah, bahwa suaminya tak sama dengan ‘model’ suami pada umumnya. Seorang aktivis dakwah adalah orang yang mempersembahkan waktunya, gerak amalnya, getar hatinya, dan seluruh hidupnya demi tegaknya dakwah Islam dalam rangka meraih ridha Allah. Mendampingi seorang aktivis adalah mendampingi seorang prajurit Allah. Tak ada yang dicintai seorang aktivis dakwah melebihi cintanya kepada Allah, Rasul, dan berjihad di jalan-Nya. Jadi, siapkan dan ikhlaskan diri kita untuk menjadi cinta ‘kedua’ bagi suami kita, karena cinta pertamanya adalah untuk dakwah dan jihad!
2. Bekalan Yang Bersifat Ruhiyah.
Berusahalah untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Jadikan hanya Dia tempat bergantung semua harapan. Miliki keyakinan bahwa ada Kehendak, Qadha, dan Qadar Allah yang berlaku dan pasti terjadi, sehingga tak perlu takut atau khawatir melepas suami pergi berdakwah ke manapun. Miliki keyakinan bahwa Dialah Sang Pemilik dan Pemberi Rezeki, yang berkuasa melapangkan dan menyempitkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki. Bekalan ini akan sangat membantu kita untuk bersikap ikhlas dan qana’ah ketika harus menjalani hidup bersahaja tanpa limpahan materi. Dan tetap sadar diri, tak menjadi takabur dan lalai ketika Dia melapangkan rezeki-Nya untuk kita.
3. Bekalan Yang bersifat Ma’nawiyah (mentalitas).
Inilah di antara bekalan berupa sikap mental yang diperlukan untuk menjadi istri seorang aktivis: kuat, tegar, gigih, kokoh, sabar, tidak cengeng, tidak manja (kecuali dalam batasan tertentu) dan mandiri. Teman saya mengistilahkan semua sikap mental ini dengan ungkapan yang singkat: tahan banting!
4. Bekalan Yang bersifat Aqliyah (intelektualitas).
Ternyata, seorang aktivis tidak hanya butuh pendengar setia. Ia butuh istri yang ‘nyambung’ untuk diajak ngobrol, tukar pikiran, musyawarah, atau diskusi tentang kesibukan dan minatnya. Karena itu, banyaklah membaca, rajin mendatangi majelis-majelis ilmu supaya tidak ‘tulalit’!
5. Bekalan Yang Bersifat Jasadiyah (fisik).
Minimal sehat, bugar, dan tidak sakit-sakitan. Jika fisik kita sehat, kita bisa melakukan banyak hal, termasuk mengurusi suami yang sibuk berdakwah. Karena itu, penting bagi kita untuk menjaga kesehatan, membiasakan pola hidup sehat, rajin olah raga dan lain-lain. Selain itu, jangan lupakan masalah merawat wajah dan tubuh. Ingatlah, salah satu ciri istri shalihat adalah ‘menyenangkan ketika dipandang’.
Akhirnya, ada bekalan yang lain yang tak kalah penting. Itulah sikap mudah memaafkan. Bagaimanapun saleh dan takwanya seorang aktivis, tak akan mengubah dia menjadi malaikat yang tak punya kesalahan. Seorang aktivis dakwah tetaplah manusia biasa yang bisa dan mungkin untuk melakukan kesalahan. Bukankah tak ada yang ma’shum di dunia ini selain Baginda Rasulullah?

Senin, 16 Mei 2011

MENJAGA KESEHATAN SEBUAH KEMESTIAN

Ahad cerah, teringat hari ini akan mengisi seminar, aku bersiap lebih awal, seperti biasanya protes anak2 dibalas dengan senyuman hangat “kita bisa pergi, setelah umi selesai acara yaa….” Diantar suami tercinta, aku pergi ke tempat seminar. Badan yang beberapa hari ini tak enak, tak sempat kumanjakan, walau aku merasa badanku sangat lesu, seluruh badan terasa kaku, aku pikir itu adalah hal biasa yang sering aku alami.
Mengisi seminar sampai siang, tidak membuatku langsung pulang, ada tugas menanti yang harus aku hadiri, acara ibu2 keterampilan pos WK dan reses anggota dewan yang seharusnya aku dampingi, sepanjang jalan aku mengalami kram beberapa kali dibagian punggung kiri hingga ke tangan, tapi kemudian hilang, lagi2 aku tidak menghiraukannya. Tiba di tempat, aku mengobrol dengan beberapa ibu2, saat itulah punggung kanan hingga tangan tak bisa aku gerakkan,aku mengalami kram yangn sangat panjang, aku pikir akan hilang seperti halnya punggung kiri tadi, tapi ternyata tidak bisa kuatasi, badanku semakin kaku dan aku merasakan kesakitan yang luar biasa, nafasku tersengal, saat itulah aku minta tolong. Menyangka aku masuk angin, beberapa teman mencoba memberi pertolongan dengan pijatan, aku muntah berkali-kali, barulah aku bisa bicara, tapi kramku tak kunjung reda, pijatan hanya menambah kesakitan, dengan terpaksa aku dilarikan ke UGD, diberi pertolongan obat pengatas rasa sakit dari dubur, setengah jam kemudian barulah rasa sakitku reda, kramku berhenti, tapi aku masih merasakan punggung kanan dan tangan kananku sakit dan berat. Aku boleh pulang, tapi dirujuk ke dokter syarat karena dikhawatirkan ada gangguan syaraf di punggung.
Dari diagnose dokter syaraf, aku mengalami terjepit syaraf otot punggung akibat dihidrasi kalsium akibatnya syaraf kekurangan kalsium untuk mensuplai otot. Proses ini menahun, salah satu penyebab bisa diakibatkan proses kehamilan dan melahirkan, baru terakumulasi di saat usia empat puluh tahun ke atas.
Kalsium, kita sering mengabaikan kebutuhan kalsium ini untuk tubuh kita, padahal kita juga tahu bahwa ibu hamil dan menyusui membutuhkan banyak kalsium, tapi kemudian pernahkah secara sungguh2 kebutuhan kalsium terhadap tubuh itu digantikan kembali secara maksimal setelah melahirkan maupun pada saat kehamilan? Dan wanita hanya bisa mempunyai tabungan kalsium sampai usia 30 tahun setelah itu antara kalsium yangmasuk dan yang keluar yang menentukan.

Kalsium merupakan zat yang dibutuhkan sejak bayi hingga usia tua. Jumlah kebutuhan kalsium dapat dibedakan berdasar jenis kelamin dan usia. Menurut salah satu dokter ahli gizi, kebutuhan kalsium yag dibutuhkan orang Indonesia rata-rata adalah 500-800 mg per hari. Pada usia lanjut dan wanita menopause dianjurkan asupan kalsium per hari adalah 1.000 mg.
Berapa banyak kebutuhan normal tubuh manusia akan kalsium ? Para ahli kesehatan, mencatat bahwa kebutuhan kalsium pada :
 Bayi s.d usia 6 bulan : 400 mg / hari
 Bayi usia 6 bulan s.d 3 tahun : 600 mg / hari
 Usia 3 s.d 10 tahun : 800 mg / hari
 Usia 10 s.d 13 tahun : 1.000 mg / hari
 Usia 13 s.d 16 tahun : 1.200 mg / hari
 Pekerja keras, Ibu hamil dan menyusui, Manula dan Wanita Menopause : 1.200 รข€“ 1.500 mg / hari
Untuk mencukupi kebutuhan sebesar itu hanya dari asupan makanan tanpa suplemen, maka seorang dewasa harus mencukupi kebutuhannya akan kalsium dari :
 2 gallon susu, atau
 11,5 kg bayam plus 8,5 kg brokoli, atau
 11,5 kg kubis

Kekurangan kalsium bisa memicu berbagai macam ganguan kesehatan. Diantaranya
adalah :


Nyeri otot tulang Dan kram.
Kekurangan kalsium menyebabkan pergerakan yang
tidak normal pada seluruh otot licin Dan otot jantung, sehinga tubuh
kehilangan kelincahan, pengendalian keseimbangan gerakan Dan kemampuan
koordinasi. Gerakan tubuh ditentukan oleh stimulasi otottulang, sementara
rangsangan otot tulang timbul karena peran kalsium yang sangat penting.
Keropos tulang/osteoporosis. Kalsium juga sebagai elemen tulang yang memberi
kekerasan pada tulang, sehinga kalsium menjadi kerangkayang mampu menanggung
berat badan. Jika dalam substansi tulang tidakterdapat endapan kalsium yang
cukup, akan terjadi kekacauan dalam metabolisme sel tulang, sehingga volume
tulang akan berkurang.
Kekebalan tubuh berkurang.
Kesehatan seseorang diambang bahaya, jika
kekurangan kalsium memicu terjadinya penurunan kekebalan tubuh. Karena
dengan kekurangan imunitas tubuh terhadap serangan penyakit, maka dengan
sangat mudah terjangkit berbagai penyakit yang seharusnya bisaditangkal oleh
system kekebalan tubuh.

Memperburuk kencing manis.
Pada penyakit kencing manis, oleh karena skresi
air seni yang mengandung gula dalam jumlah besar, sipasien bagaikan sebatang
pohon besar yang layu. Dengan demikian fungsi tubuhnya semakin merosot.
Begitu banyak urine yang keluar, maka kalsium juga terbuang dalam jumlah
besar.

Daya ingat berkurang.
Ion kalsium berperan penting dalam prosespengeluaran
Dan pengiriman sinyal syaraf. Rangsangan pada syaraf otak besar berhubungan
erat dengan tranmisi ion kalsium di dalam Dan diluar neuron. Ketika
organisme kekurangan kalsium, dendosignal syaraf juga mengalami hambatan
mekanisme rangsangan dalam tubuh manusia juga mengalami kerudakan. Gejala
pada anak anak mudah kaget, menangis dimalam Hari, resah, sulit tidur Dan
super aktif.

Ganguan dalam jantung.
Jantung mengemban tugas untuk mempertahankan nyawa.
Meski hanya sebesar kepalan tangan, jantung mampu mengantarkan darah setiap
saat kesetiap sel dalam tubuh. Kemampuan ini berasal dari konstraksi otot
jantungsecara terus menerus. Padahal konstraksi Dan ekspansi jantung serta
penyimpanan Dan pengunaan energinya tidak lepas dari pengaruh kalsium.

Penyumbatan pembuluh darah .
Ketika terjadi perubahan patologis berupa
pengerasan pembuluh nadi, dinding pembuluh menebal Dan mengeras, sehingga
kehilangan sifatlenturnyadan terjadi penyempitan, maka ion kalsium akan
berperan aktif. Ciripenyumbatan darahnya sendiri antara lain
terjadinyapeningkatan zat lemak, terbentuknya asam darah Dan bertambahnya
benda asing pada dinding pembuluh darah.

Kram otot lambung Dan usus.
Dalam system pencernaan ion kalsium nbukan saja
dapat memelihara Dan mengendalikan aktifitas pencernaan, tapi juga terlihat
dalam stimulasi Dan ekspresi enzim pencernaan. Tempat pencernaan kalsiu
berada di ujung atas usus kecil. Penyerapan yang paling cepat di usus dua
belas jari, tetapi volume penyerapan yang besar terjadi pada usus ileum yang
paling panjang. Penyerapan kalsium terutama di lakukan selaput lender usus.
Ini adalah jalan tembus utama sehinga dapat mempertahankan kandungan kalsium
yang normal.
Sedikit pesan untuk para suami, jagalah kebutuhan kalsium para istri terutama disaat kehamilan dan menyusui juga pasca melahirkan, karena walaupun kelihatannya sepele, dampaknya berjangka panjang apabila hal ini diabaikan. Tidak perlu susu berkalsium tinggi, cukup perhatikan makanannya yang mengandung kalsium tinggi dan kalau perlu ditambah suplemen kalsium tinggi.
Semua penyakit memang datangnya dari Allah SWT, sudah seharusnya kita memelihara jasad yang dititipkan Allah kepada kita untuk dijaga dan dirawat sebaik-baiknya. Menjaga kesehatan sejak dini dengan mengatur pola hidup sehat adalah cerminan tanggungjawab kita kepada Allah SWT. “Kesehatan merupakan salah satu hak bagi tubuh manusia” demikian sabda Nabi Muhammad SAW.
”Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh-penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk dan rahmat bagi orang-orangnya yang beriman” (QS:Yunus 57).


Wallahu A’lam bishowab
Syasha Fairach

(dikutip dari berbagai sumber)

Minggu, 17 April 2011

BUAH-BUAH DARI SYURGA

Melihatnya di akhir menuntaskan sekolah di sekolah menengah atas, aku seperti melihat di cermin perbedaan nasib yg digariskan. Tak ada orang yang memotivasi menjelang akhir sekolah, atau mengucap selamat ketika berhasil, karena orangtua tiada lagi, yang tersisa mencintai tengah disibukkan kepentingannya masing2, tak ada waktu untuk menengok mengucap selamat atau menyampaikan motivasi, semua berjalan dalam diam, hanya kepasrahan yang tertinggal. Kini, ditanganku ada titipan-Nya, kan kudampingi dia penuh cinta, kumotivasi dia dengan doa.....

Kusambut engkau dengan Hamdalah
lantunan adzan penuh berkah
Bisikan iqomat
Senandung sholawat
Buaian hikmat

Tiba masamu memasuki gerbang kehidupan
Kutaburi engkau dengan bedak keyakinan
Kutimang engkau dalam buaian tilawah
Kuajari engkau cara beribadah

Tingkahmu yang kadang mengesalkalkan adalah kesyukuran
Kujaga langkahmu dg untaian doa
Agar tak salah engkau melangkah
Atau terpedaya rayuan dunia yg tak jelas kehalalannya

Bila tiba masamu untuk dipinang
Kusodorkan manusia sholeh pilihan
Sebagai estafet pendidikan
Agar mendampingimu dengan benar
Sampai usia selesai dititipkan

Waswas dan cemas adalah manusiawi
Sering aku miliki
Memikirkan masa depanmu
Kan penuh onak dan duri
Akankah dapat kauarungi

Sering pula kuyakinkan diri
Engkau milik Illahi
Kepada-Nyalah engkau kutitipkan
Aku tinggal mempersiapkan
Agar engkau siap mengarungi bahtera kehidupan

Illahi Rabbi…..
Bantulah kami
Beri kami kekuatan diri
Agar dapat membimbing mereka
Buah2 hati titipan Illahi
Kembali pada-Mu kelak dalam keadaan fitrah
Sebagaimana mereka terlahir dalam keadaan fitrah

Cikarang, 18 april 2010

Rabu, 16 Maret 2011

KURINDUKAN IBU

Sudah lama aku tidak pernah merindukannya, karena dia sudah lama berlalu dari hadapanku, sudah 28 tahun lamanya....
Kerinduan itu sering terpeta begitu saja, ketika aku mendambakan sosok ibu seperti mami, arif, bijak, sabar, penuh canda tawa, selalu positif memandang hidup. Walau tak lama aku berinteraksi dengannya, hanya 13 tahun lamanya... tapi dari yang mampu aku rekam, aku melihat contoh prilakunya dalam memperlakukan anak, menantu, dan cucu2nya...
Mamie sering datang tiba-tiba menjenguk anak2 dan cucu2nya yang di jakarta, di bandung tanpa mengandalkan keberadaan mereka... sikap mamie yang begitu bersahaja membuat kami semua sangat sayang dan respek terhadapnya, tak jarang cucu2nya dititipkan pada mamie dalam jangka waktu yang cukup lama...
Mamie selalu sabar menghadapi kerewelanku, aku sering menangis terguling-guling, tapi mamie tetap sabar dan membiarkanku tetap menangis dalam jangka waktu yang lama seandainya aku tak mau dibujuk mamie.
Tak jarang aku melihat mamie tersungkur dalam sujud di tengah malam, memanjatkan doa, satu persatu nama anaknya disebutkan, berurai air mata, bermunajat pada yang maha kuasa agar anaknya terhindar dari marabahaya.
Apabila kami tengah menghadapi ujian di sekolah, mami turut mendorong dengan berpuasa, dan tentu saja itu sangat mensugesti kami bahwa dibalik usaha kami ada doa yang mengiringi.....
Mamie bukan wanita karir tapi beliau sangat berjiwa sosial, orang gila dan miskin papa banyak yang dekat dengannya, mamie juga sangat banyak aktivitasnya, mulai dari kegiatan sosial sampai pemerintahan, beliau bergaul dengan semua kalangan, tiada hari tanpa pergaulan dan menambah pengalaman.
Mamie sangat disegani oleh kawan maupun lawan termasuk oleh seterunya, istri ke dua bapak yang datang tiba-tiba setahun sebelum mamie meninggal, silaturahim dan meminta maaf, walau kami tak mau menemuinya, mamie dengan tegar menghadapinya, masih sanggup tersenyum dan menyediakan pintu maaf untuknya....
Mamie tak pernah berkeluh kesah, wajahnya selalu terlihat ceria, bahkan orang selalu menyangka jauh lebih muda dari usianya, mamie selalu tersenyum, penuh canda tawa seolah tak ada duka.
Sayang, Allah punya cara lain mentarbiyahku, direnggutnya mamie dari sisiku, aku harus kehilangan sosok ibu dalam usia yang relatif masih kanak-kanak.... aku harus mencari sosok itu dari cara kakak2 iparku berperan jadi ibu bagi anak2nya, dari buku-buku, dari masyarakat sekitar.....
Dan saat ini... aku diamanahkan seorang ibu yang jauh berbeda dari sosok mamieku, selalu penuh prasangka, penuh dengan amarah dan menganggapku saingan karena merebut anaknya, jelas aku tidak bisa bermanja-manja padanya, yang ada adalah aku harus memanjankannya, dan meredam semua emosiku, bahkan kalau perlu tak perlu memakai emosi, tapi berbaktilah padanya karena itu yang harus aku lakukan... aku mencintai anaknya, maka aku harus mencintai ibunya dan semua saudaranya......
Ya Allah aku mohon ampun pada-Mu seandainya aku salah memperlakukan ibu titipan tersebut, beriah aku kesabaran yang luas agar dapat mengurusnya.....
Ah..... aku rindu ibuku walau sebatas yang aku tahu tentang ibu, namun kerinduan itu sering menyesakkan dada menggenggam rasa, melumatkan jiwa, terhunjam dalam doa, “Lapangkanlah kuburnya, ampunilah segala dosanya.....”
Ya Allah aku titip rindu untuk mamie....
Aku titip cinta untuknya....
Aku titip pelukan untuknya....
Akan aku benamkan kepalaku didadanya menumpahkan tangisan ini dipelukannya
Kumpulkanlah kami kelak di surga-Mu bersamanya....
I Love You Mamie, I Miss You, I need You, You my inspirasi

Sabtu, 12 Maret 2011

YANG TIDAK BISA DIUCAPKAN AYAH



Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja di perantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya..

Akan sering merasa kangen sekali dengan Mamanya..
lalu bagaimana dengan Papa?

Mungkin karena Mama lebih sering menelpon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari, tapi tahukah kamu jika ternyata Papa-lah yang mengingatkan Mama untuk menelponmu?
Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Mama lah yang lebih mengajakmu bercerita atau berdongeng, tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Papa bekerja dan dengan wajah lelah Papa selalu menanyakan pada Mama tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?

Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil ..
Papa biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda..
Dan setelah Papa menganggapmu bisa, Papa akan melepaskan roda bantu itu di sepedamu.
Kemudian Mama bilang : "Jangan dulu Papa, jangan dilepas dulu roda bantunya"
Mama takut putri manisnya terjatuh lalu terluka ..

Tapi sadarkah kamu?
Bahwa Papa dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA! ...

Saat kamu sakit pilek. Papa yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata "Sudah di bilangin! kamu jangan minum air dingin!"
Berbeda dengan Mama yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut ..
Ketahuilah, saat itu Papa benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.

Ketika kamu sudah beranjak remaja ..
kamu mulai meminta pada Papa untuk izin keluar malam, dan Papa bersikap tegas dan mengatakan "TIDAK BOLEH!" ..

Tahukah kamu, bahwa Papa melakukan itu untuk menjagamu?
Karena bagi Papa, kamu adalah sesuatu yang sangat-sangat luar biasa berharga ..
Setelah itu kamu marah pada Papa, dan masuk kekamar sambil membanting pintu ..
dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Mama..
Tahukah kamu, bahwa saat itu Papa memjamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinya .
Bahwa Papa sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?

Ketika saat seorang cowok mulai sering meneleponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu.. Papa akan memasang wajah paling cool sedunia... :')
Papa sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu..
Sadarkah kamu, kalau hati Papa merasa cemburu?

Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Papa melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.
Maka yang dilakukan Papa adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir...
Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut-larut...
Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam, hati Papa akan mengeras dan Papa memarahimu...

Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang sangat ditakuti oleh Papa akan segera datang?
"Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Papanya".

Setelah lulus SMA, papa akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur.
Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Papa itu semata-mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti...
Tapi toh papa tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Papa.

ketika kamu menjadi gadis dewasa...
Dan kamu harus pergi kuliah di kota lain...
Papa harus melepasmu di bandara.
Tahukah kamu bahwa badan Papa terasa kaku untuk memelukmu?
Papa hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini-itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati...
Padahal Papa ingin sekali menangis seperti mama dan memelukmu erat-erat.
Yang Papa lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu dan berkata "Jaga dirimu baik-baik ya sayang..."
Papa melakukan hal itu semua agar kamu KUAT...kuat untuk pergi untuk menjadi dewasa.

Di saat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Papa.
Papa pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.
Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Papa tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan...

Kata-kata yang keluar dari mulut Papa adalah : "Tidak...tidak bisa!"
Padahal dalam batin Papa, Ia sangat ingin mengatakan "Iya sayang, nanti Papa belikan untukmu".
Tahukah kamu bahwa pada saat itu Papa merasa gagal membuat anaknya tersenyum?

Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.
Papa adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.
Papa akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat "Putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh menjadi dewasa, dan telah menjadi seseorang".

Sampai pada saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Papa untuk mengambilmu darinya.
Papa akan sangat berhati-hati memberikan izin.
Karena Papa tahu...
Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.

Dan akhirnya...

Saat Papa melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seorang lelaki yang dianggapnya pantas menggantikannya, Papa pun tersenyum bahagia...
Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Papa pergi ke belakang panggung sebentar dan menangis?

Papa menangis karena Papa sangat berbahagia, kemudian Papa berdo'a...
Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Papa berkata : "Ya Tuhan, tugasku kini telah selesai dengan baik... Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi seorang wanita yang cantik... Bahagiakanlah ia bersama suaminya..."

Setelah itu Papa hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk...
Dengan rambut yang telah semakin memutih...
Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya...
Papa telah menyelesaikan tugasnya...

Papa, Ayah, Bapak, atau Abah kita...
Adalah sosok yang selalu terlihat kuat...
Bahkan ketika dia tidak kuat untuk menangis...
Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu...
Dan dia adalah orang pertama yang selalu yakin bahwa "KAMU PASTI BISA" dalam segala hal...

Tulisan ini aku dedikasikan kepada semua teman-teman wanitaku yang cantik, yang kini sudah berubah menjadi wanita dewasa serta ANGGUN, dan juga untuk teman-teman priaku yang sudah atau pun akan menjadi seorang ayah yang HEBAT!

Ya, banyak hal yang mungkin tidak bisa dikatakan oleh Ayah, Bapak, Romo, Papa, Papi kita... tapi setidaknya kini kita mengerti apa yang tersembunyi dibalik hatinya...

Rabu, 16 Februari 2011

CINTA SEJATI

oleh Lusiana Lacsana pada 16 Februari 2011 jam 22:27

Pagi itu, klinik sangat sibuk,sekitar pkl.09.30 seorang pria berusia 70-an datang untuk membuka jahitan pada luka di ibu jarinya. Saya menyiapkan berkasnya dan memintanya menunggu sebab semua dokter masih sibuk, mungkin dia baru bisa ditangani setidaknya 1 jam lagi.



Sewaktu menunggu pria tua itu nampak geliasah, sebentar-sebentar dia melirik ke jam tangannya, sya merasa kasihan, jadi ketika sedang luang saya sempatkan untuk memeriksa lukanya, dan nampaknya lukanya cukup baik dan kering, tinggal membuka jahitan dan memasang perban baru. Pekerjaan yang tidak terlalu sulit, sehingga atas persetujuan dokter saya putuskan untuk melakukannya sendiri.



Sambil menangani lukanya sayaapakah dia punya janji lain hingga tampak terburu-buru. Lelaki tua itu menjawab tidak, dia hendak ke rumah jompo untuk makan siang bersama istrinya, seperti yang dilakukannya sehari-hari. Dia menceritakan bahwa istrinya sudah dirawat disana sejak beberapa waktu dan istrinya mengidap penyakit ALZHEIMER, lalu saya bertanya apakah istrinya akan marah kalau dia terlambat, dia menjawab bahwa istrinya sudah tidak dapat mengenalinya lagi sejak 5 tahun terakhir.



Saya sangat terkejut dan berkata "Bapak masih pergi kesana tiap hari walaupun istri Bapak sudah tidak kenal Bapak lagi?" Dia tersenyum sambil menepuk tangan saya " Tetapi saya masih menganali dia kan?"



Sungguh,, saya sangat terharu mendengar ceritanya, saya menahan air mata sampai kakek itu pergi.... CINTA KASIH seperti itulah yang saya mau dalam hidupku, diperjuangkan, memperjuangkan, penuh pengorbanan....



(seperti penuturan seorang teman)



*** Cinta sesungguhnya, tidak bersifat fisik atau romantis

*** Cinta Sejati, menerima apa adanya :

- Yang terjadi saat ini

- Yang sudah terjadi

- Yang akan terjadi

- Yang tidak akan pernah terjadi

Sabtu, 12 Februari 2011

TOKO ISTRI

oleh Lusiana Lacsana pada 01 Februari 2011 jam 14:52

Sebuah toko yang menjual istri baru, dibuka dimana pria dapat memilih wanita untuk dijadikann sebagai seorang istri. Diantara instruksi-instruksi yang ada di pintu masuk, terdapat instruksi yang menunjukkan bagaimana aturan main untuk masuk toko tersebut: "Kamu hanya, dapat mengunjungi toko ini SATU KALI!" Toko tersebut terdiri dari 6 lantai dimana setiap lantai akan menunjukkan kelompok calon istri, semakin tinggi lantainyan semakin tinggi pula nilai wanita tersebut. kamu dapat memilih wanita di lantai tertentu/boleh memlih ke lantai berikutnya, tapi dengan syarat tidak bisa turunn lagi kek lantai sebelumnya kecuali utk keluar dari toko.

lalu, seorang pria pun pergi ke " TOKO ISTRI " tersebut untuk mencari istri. di setiap lantai terdapat tulisan seperti ini :



Lt. I :

" Wanita di lantai ini taat pada Tuhan & pandai memasak "

Pria itu tersenyum, kemudian dia naik ke lantai selanjutnya



Lt. II :

" Wanita di lantai ini taat pada Tuhan, pandai memasak dan lemah lembut"

Kembali pria itu naik ke lantai selanjutnya



Lt.III :

" Wanita di lantai ini taat pada Tuhan, pandai memasak, lemah lembut dan cantik "

" Wow ", ujar sang pria, tetapi pikirannya masih penasaran dan terus naik



Lalu sampailah pria itu di lantai 4 dan terdapat tulisan :

" Wanita di lantai ini taat pada Tuhan, pandai memasak, lemah lembut, cantik banget dan sayang anak "

" Ya ampun !" Dia berseru, " Aku hampir tak percaya!"



dan dia tetap melanjutkan ke lantai 5:

" Wanita di lantai ini taat pada Tuhan, pandai memasak, lemah lembut, cantik banget, sayang anak dan sexy"



Dia tergoda untuk berhenti tapi kemudian dia melangkah ke lantai 6 dan terdapat tulisan :

" Anda adalah pengunjung yg ke 4.363.012.000. Tidak ada wanita di lantai ini. Lantai ini hanya semata-mata pembuktian utk pria yg tidak pernah puas. "

Trimakasih telah berbelanja di " TOKO ISTRI ". Mohon hati2 ketika keluar dari sini.



Pesan moral ini bukan hanya untuk pria tapi juga wanita: " Tetaplah selalu merasa puas akan pasangan yg sudah allah sediakan. Jangan terus mencari yg terbaik tapi jadikanlah yg baik yang ada dari yg sudah allah sediakan.

Jumat, 21 Januari 2011

ISTRI


Aug 30, '07 10:07 AM
for everyone
Buat manusia istimewa dalam hidup ini...
dan juga isteri-isteri pejuang...
serta untuk isteri seorang pejuang Isteriku....
Apabila kusentuh telapak tanganmu...

Saat kuusap dan kurasakan guratannya,
Kudapatkan parutan kasar dan semakin kasar....
Dan ketika kupandangi wajahmu....
Terpancar sinar bahagia dan ketenangan walaupun kutahu...
Redup matamu menyimpan satu rintihan yang memberat....
Ketika kutersentak dari pembaringan di kala fajar kadzib menyingsing. ..
Aku terpana dengan munajatmu yang syahdu.

Isteriku...
Tatkala teman-temanmu tengah bersantai, happy fun....
Di keramaian dunia ciptaan mereka...
Engkau bahagia mengorbankan seluruh detik-detikmu. ...
Hanya untuk Islam dan keagungan muslimin...
Tatkala lengan-lengan mereka dibaluti...
Pelbagai hiasan yang indah...
Leher-leher mereka memberat dilingkari dengan kilauan emas berlian... Pakaian-pakaian anggun bak puteri kayangan...
Wajah mereka dibaluri pelbagai warna dan jenama...

Kau umpama ladang ummah...
Kau menginfaqkan seluruh jiwa dan raga demi kebangkitan Islam...
Kau tak pernah bersungut-sungut, mengeluh, meminta-minta maupun mengadu domba...
Tatkala mereka berlomba-lomba mengejar pangkat dan nama...
Kau sibuk menjulang nama dengan pengaduanmu di sisi yang Esa...

Isteriku....
Bukan aku tidak mampu membelikan benda dan hiasan-hiasan tersebut...
Tetapi isteriku...
Aku masih ingat tatkala aku menyuntingmu untuk kujadikan isteri dan penghuni kamar hatiku....
Kau melafazkan satu tuntutan, "Saya siap mendampingi perjuangan ini bersama akhi tetapi dengan syarat...

" Sambil tersenyum kau menghela nafas dalam-dalam. ...
Aku termangu sendirian...
Syarat apakah itu?
Bungalow kah?
Hamparan tanah berhektar-hektar kah?
Mobil mewahkah?
Intan berliankah?
Pakaian sutera yang high class?
Perabot mahal dari Itali kah?...
Atau honeymoon di Paris ?..

Lama kau mengumpulkan kekuatan untuk sekedar berkata...
Akhirnya...
Arghhh... Permintaanmu itu...
Pasti ditertawakan oleh kerabat dan teman-teman kita...
Aku tergugu, haru dan bangga...
Dengan penuh keyakinan kau berkata..
"Akhi , Mampukah akhi menjadikan saya sebagai isteri yang kedua ?....
Mampukah akhi menjadikan Islam sebagai isteri pertama yang lebih memerlukan perhatian?.. .
Mampukah akhi meletakkan kepentingan Islam melebihi segala-galanya termasuk urusan-urusan dunia?...
Mampukah akhi menjual diri semata-mata karena Islam?..
Mampukah akhi berkorban meninggalkan kelezatan dunia?...
Mampukah akhi menjadikan Islam laksana bara api....
Akhi perlu menggenggamnya agar bara itu terus menyala...
Mampukah akhi menjadi lilin yang rela membakar diri untuk Islam..
Bukannya seperti lampu pijar yang bisa di'on'kan bila perlu dan di'off'kan bila tidak....
Mampukah akhi mendengar hinaan yang bakal dilontarkan kepada anda karena perjuangan anda....
Dan...
mampukah akhi menjadikan saya isteri seorang pejuang yang tidak dimanja dengan fatamorgana dunia?...

Aduh! Banyaknya syarat-syarat itu isteriku...
Namun aku menerima syarat-syarat tersebut karena aku tahu..
Jiwamu kosong dari syurga dunia...
Karena aku tahu kau mampu mengubah dunia ini dengan iman dan akhlakmu..
Bukannya kau yang diubah oleh dunia...

Isteriku..
Akhirnya jadilah engkau penolong setiaku sebagai nakhoda mengemudi bahtera kehidupan kita...
Susah senang kita tempuh bersama...
Aku terharu dengan segala kebaikanmu.. .
Kau jaga akhlakmu...
Kau pelihara maruahmu selaku muslimah...
Kau tak pernah mengeluh apabila sering ditinggalkan demi tugasku menegakkan Islam ke persada agung....
Kau jua sanggup mengekang mata menungguku sambil memberikan aku suatu senyuman terindah di ambang pintu tatkala aku pulang lewat malam....
Malah kau seringkali meniupkan semangat untuk aku terus tsabat di pentas perjuangan ini....
Kau tabur bunga-bunga jihad walaupun kita masih jauh dengan keharuman kemenangan.. .

Isteriku..
Tangkasnya engkau selaku isteri...
Biarpun kau jua sibuk bersama mengorbankan tenaga dalam perjuanganku ini..
Kau jaga relasi kita dengan indahnya...
Kau siraminya dengan wangian cinta dan kasih sayang....
Kau tak pernah menjadikan kesibukanmu itu untuk kau lari dari amanahmu meskipun jadualmu padat dengan agenda-agenda bersama masyarakat dan kaum sejenismu...
Cekalnya engkau mendidik anak-anak...
Kau kenalkan mereka dengan Allah, Rasul saw, para sahabat yang mulia serta para pejuang Islam...
Kau titipkan semangat mereka sebagai generasi pelapis jundullah...
Kau asuh mereka hidup dengan Al Quran...
Malah kau temani mereka mengulangkaji pelajaran dikala menjelang imtihan...

Isteriku...
Barangkali inilah pelajaran dari ustadzah Zainab Al Ghazali...
Tangan yang mengayun buaian dapat mengguncang dunia...
Kau beri didikan dua generasi sekaligus, generasi kini dan generasi kan datang Suamimu dan anak-anakmu dengan MAHABBAH Andai ibunda Khadijah Al Kubra masih ada..
Pasti beliau tersenyum bangga karena masih ada srikandi Islam...
SEPERTIMU... .
WAHAI ISTERIKU..

Suami Sholih: Mitra bagi Istrinya




Dan orang-orang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (al Quran, surat at Taubah:71)

Ayat di atas mengajarkan kemitraan lelaki dan perempuan dalam perjuangan menegakkan kebenaran secara utuh. Tak ada perbedaan hakikat tugas diantara keduanya. Yang ada adalah pemilahan-pemilahan tugas sesuai tuntunan ajaran Islam yang mencerminkan fitrah penciptaan lelaki dan perempuan. Demi malam apabila menutupi (cahaya siang), dan siang apabila terang benderang, dan penciptaan laki-laki dan perempuan; Sesungguhnya (peran) usaha kamu memang berbeda-beda. (QS al Lail:1-4). Rahmat Allah akan secara adil terbagi untuk lelaki dan perempuan yang berjuang. Penyebutan dua nama Allah yang mulia: Maha Perkasa dan Maha Bijaksana pada ayat at-Taubah di atas, seakan menyiratkan bahwa keseimbangan peran lelaki dan perempuan dalam kehidupan akan melahirkan kekuatan yang diselimuti sifat bijaksana.

Pasangan suami-istri adalah representasi terkecil dari kemitraan dalam perjuangan di atas. Saat ini perempuan muslimah memiliki peran sosial yang berat. Di hadapannya terpampang seribu satu masalah pemberdayaan perempuan di masyarakat. Seorang suami yang bijak akan menempatkan diri sebagai mitra dalam perjuangan istrinya. Ia pun, insya Allah, akan menemukan pesona pada salah satu sisi peran istrinya ini.

Pada penunaian tugas sosial dan da’wah ini istri akan menemukan peran penting pada jatidirinya. Menjadi seorang yang memberi manfaat kepada orang lain adalah satu kebutuhan; Bagian dari need of achievement. Dalam peran-peran sosial, ia dapatkan tantangan untuk berpikir, berdialog, membaca, bekerja dan berkarya. Ini akan membuat kepribadiannya terus bekembang dan terus merasa lebih berarti dalam kehidupannya.

Begitu banyak permasalahan sosial membutuhkan sentuhan tangan perempuan. Bidang pendidikan sangat membutuhkan jiwa yang penuh perhatian dan kesabaran. Pencerdasan para ibu pada hakikatnya adalah pencerdasan masyarakat keseluruhan. Sebab hanya ibu yang cerdas dan terampil yang dapat menciptakan suasana kondusif bagi pertumbuhan dan pendidikan anak-anak. Penanganan kesehatan sangat dipengaruhi sikap kasih sayang, ketelitian dan kelembutan. Sudah pasti penanganan medis bagi perempuan, seperti masa kehamilan hingga melahirkan, dalam tuntunan ajaran Islam menuntut tenaga-tenaga terampil dokter, bidan dan perawat perempuan.

Bagi suami sholih, menempatkan diri sebagai mitra istri berarti menjadi kawan dialog yang menyenangkan. Memberikan apresiasi yang kreatif dan tulus atas prestasi-prestasi kerjanya. Selalu menyediakan waktu untuk berbincang tentang permasalahan yang dihadapi istri. Mengajukan pendapat yang mungkin bisa membantu kesuksesan tugasnya. Membantu mempertajam bahan makalah, ketika misalnya istri mendapat tugas untuk mengisi seminar atau ta’lim-ta’lim tertentu.

Di sisi lain, suami sholih sebagai mitra juga akan meringankan beban tugas istri di dalam rumah. Di saat-saat kebutuhan alokasi waktu istri di masyarakat agak lebih dari biasanya, bisa saja suami menawarkan untuk memasak buat keluarga, atau sesekali makan di luar. Secara rutin mengajak anak-anak bermain di luar rumah untuk memberikan waktu-waktu luang bagi istri dalam meningkatkan kemampuannya dengan membaca, menulis, berkomunikasi di internet dengan rekan-rekannya atau hanya untuk sekedar menikmati kesendiriannya. Setiap orang butuh melakukan perenungan, untuk berdialog dengan diri sendiri.

Semua tugas suami terhadap istri sebagai pekerja untuk masyarakatnya mesti diperankan dengan posisi mitra. Ini membutuhkan ketulusan dan kematangan bersikap. Posisi pemimpin rumah tangga kadang secara tidak disadari mendominasi seluruh interaksi suami terhadap istrinya dengan sikap yang kurang dialogis. Ketika sang istri mulai bercerita dengan penuh semangat tentang pengalamannya di luar rumah, suami bersikap acuh tak acuh. Kalau pun mendengarkan tidak dengan perhatian dan penghargaan yang sungguh-sungguh. Atau bahkan dalam kasus yang tidak bijak, cerita istri dipotongnya dengan kata-kata, “Ah … nanti aja ya Bu ceritanya. Bapa udah laper nih. Tolong siapkan makan dulu!?” Sikap seperti ini jelas tidak mendukung peran sosial istri. Jika perlakuan seperti ini sering dilakukan, jangan salahkan siapa-siapa kalau perlahan tapi pasti istri menjadi pribadi yang apatis, tak mau tahu dengan masalah sekelilingnya. Ia akan mengalami kejenuhan-kejenuhan karena monotonnya kehidupan. Ia pun akan kehilangan kegesitan dan kecerdasannya. Sayang bukan, jika pesona gesit, cerdas, kritis dan terampil hilang dari istri?
WalLaahu a’lamu bish shawwab.

Senin, 17 Januari 2011

Bila salah menempatkan dzikir

oleh Lusiana Lacsana pada 15 Oktober 2009 jam 13:37
Seorang sufi di zaman salaussholeh terkenal ahli ibadah, hidupnya tidak pernah lepas dari dzikir,sampai untuk mengendalikan untanya pun dia memakai ucapan2 dzikir.
Bila unta tersebut dibacakan ucapan "Alhamdulillaah" maka unta tersebut akan jalan, bila diucapkan "Astaghfirullah" unta tersebut akan berlari kencang, sedangkan bila diucapkan "Bismillaah" maka unta tersebut akan berhenti.

Suatu hari, ada seorang kakek tua konglomerat ingin membeli unta tersebut. Setelah deal harga, maka dibelilah unta tersebut dan dia bermaksud mengendarainya,perlahan dia naik sambil mengucapkan " Bismillah", tapi unta tersebut hanya terdiam tidak mau berjalan,maka dia bertanya kepada di sufi "Lho, kenapa unta ini tidak mau berjalan?' " O iya aku lupa bilang, dia akan berjalan kalau diucapkan Alhamdulillah,dan berlari kencang bila diucapkan Astaghfirullah,sedangkan Bismillah justru dia akan berhenti" walau dengan penuh keheranan, kakek tersebut mengangguk2 " Oo.....begitu ya, iya deh aku coba,trimakasih yaa..." " Iya, sama-sama...." Maka, berangkatlah sang Kakek dengan mengawali ucapan Alhamdulillah,berjalanlah unta tersebut dengn tenang " Lho,kok pelan banget yaa... o iya katanya kalau mau kencang ucapkan Astaghfirullah ya..." maka, Kakek tersebut pun mengucapkan " Astaghfirullah" maka... melesatlah sang unta berlari kencang, sang Kakek yang memang sudah tua menjadi ngeri dibuatnya,maka untuk mengatasi rasa takutnya secara spontan keluarlah dari mulutnya ucapan istighfar berkali-kali " Astaghfirullah....astaghfirullah...astaghfirullah...!!!!" Unta itupun semakin kencang berlari,sang kakek semakin ketakutan,jantungnya berdegup kencang, apalagi dihadapannya terbentang jurang yang sangat dalam,dia kebingungan bagaimana caranya menghentikan unta tersebut. Menjelang ujung jurang, barulah dia teringat bahwa untuk memberhentikan unta tersebut adalah dengan mengucap Basmallah, maka berterialkah dia "BISMILLAAH....." ...ckiiiiit..... unta itu berhenti tepat di mulut jurang. Betapa leganya sang kakek, dadanya turun naik, jantungnya berdegap tak karuan, merasa bersyukur karena akhirnya bisa selamat, sambil mengatur nafas, secara spontan sang kakek mengucapkan.... " ALHAMDULILLAAAH....." Maka..... berjalanlah sang unta melayang ke dasar jurang bersama sang Kakek dipunggungnya.....

Ini hanyalah sebuah anekdot apabila pengucapan dzikir salah peruntukannya, Selamat berdzikir dengan BENAR.... TETAP SEMANGAT !!!

Metode Montessori

Metode Montessori adalah suatu metode pendidikan untuk anak-anak, berdasar pada teori perkembangan anak dari Dr. Maria Montessori, seorang pendidik dari Italia di akhir abad 19 dan awal abad 20. Metode ini diterapkan terutama di pra-sekolah dan sekolah dasar, walaupun ada juga penerapannya sampai jenjang pendidikan menengah.
Ciri dari metode ini adalah penekanan pada aktivitas pengarahan diri pada anak dan pengamatan klinis dari guru (sering disebut "direktur" atau "pembimbing"). Metode ini menekankan pentingnya penyesuaian dari lingkungan belajar anak dengan tingkat perkembangannya, dan peran aktivitas fisik dalam menyerap konsep akademis dan keterampilan praktek. Ciri lainnya adalah adanya penggunaan peralatan otodidak (koreksi diri) untuk memperkenalkan berbagai konsep.
Walaupun banyak sekolah-sekolah yang menggunakan nama "Montessori," kata itu sendiri bukan merupakan merk dagang, juga tidak dihubungkan dengan organisasi tertentu saja.
[sunting] Sejarah
Dr. Maria Montessori mengembangkan "Metode Montessori" sebagai hasil dari penelitiannya terhadap perkembangan intelektual anak yang mengalami keterbelakangan mental. Dengan berdasar hasil kerja dokter Perancis, Jean Marc Gaspard Itard dan Edouard Seguin, ia berupaya membangun suatu lingkungan untuk penelitian ilmiah terhadap anak yang memiliki berbagai ketidakmampuan fisik dan mental. Mengikuti keberhasilan dalam perlakuan terhadap anak-anak ini, ia mulai meneliti penerapan dari teknik ini pada pendidikan anak dengan kecerdasan rata-rata.
Di tahun 1906, Montessori telah cukup dikenal sehingga ia diminta untuk suatu pusat pengasuhan di distrik San Lorenzo di Roma. Ia menggunakannya sebagai kesempatan untuk mengamati interaksi anak dengan materi yang ia kembangkan, menyempurnakannya, dan mengembangkan materi baru yang bisa dipakai anak-anak. Dalam pendekatan yang berpusat pada materi ini, tugas utama guru adalah mengamati saat anak memilih materi yang dibuat untuk memahami konsep atau keterampilan tertentu. Pendekatan demikian menjadi ciri utama dari pendidikan Montessori.
Awalnya perhatian Montessori lebih pada anak usia pra-sekolah. Setelah mengamati perkembangan pada anak yang baru masuk SD, ia dan Mario (anaknya) memulai penelitian baru untuk menyesuaikan pendekatannya terhadap anak usia SD.
Menjelang ahir hayatnya, dalam buku From Childhood To Adolescence (Dari Masa Kanak-kanak ke Masa Remaja), Montessori membuat sketsa tentang pandangannya mengenai penerapan metodologinya bagi pendidikan jenjang menengah dan tinggi.

Kamis, 13 Januari 2011

CINTA YANG TAK PERNAH SAMPAI

Ya Allah ……..
Aku tidak menolak takdirMu
Aku tidak menolak kehendakMu
Aku berusaha menerima semua ini dengan kemampuanku
Namun, betapa susahnya aku untuk menghilangkan semua perasaan ini
Marahku tak pernah berhenti
Kecewaku tak pernah selesai
Seperti…perasaan cintaku yang tak pernah bisa berhenti
dimakan waktu………….
Bahkan mungkin kan kubawa sampai usia menutupku
Ya Allah……….
Betapa Aku tak kuasa menghilangkan atau melawannya
Aku juga tak mungkin memeliharanya
Seperti ketakmungkinan memiliki dan dimilikinya
Ya Allah pemberi hidup…………..
Beri aku kekuatan
Menghentikan semua perasaan ini
Atau mengendalikannya
Ya Allah……
Maafkan kekhilafanku
Mengisi hari-hari mudaku dengan sia-sia
Mencintai yang tak pernah ada
Hanya hadir dalam angan-angan dan bayangan
Ya Allah….
Maafkan pula kekhilafanku
Yang tak pernah bisa menghentikan perasaan ini
Walau sakitnya seperti sembilu
Mengiris hati dari waktu ke waktu
Membunuh keinginan yang tak mungkin untuk bertemu
Ya Allah….
Salahkah aku bila pilihan hatiku sampai saat ini hanya dia?
Salahkah aku bila yang kujalani saat ini adalah karena
Memenuhi perintahMu semata?
Maka…bimbinglah Aku agar pilihan-Mu bisa
Menjadi washilahku untuk beramal sholeh
Mendidik dan membesarkan anak dan keturunanku
Sebagai penerus kesholehan…….
Ikhlaskan hatiku menerima semua ketentuan-Mu
(suara hati hamba yang dhoif )

Rabu, 12 Januari 2011

RENUNGAN


oleh Lusiana Lacsana pada 10 Desember 2009 jam 8:06
DAN TIDAK DIPANJANGKAN UMUR SESEORANG DAN TIDAK PULA DIKURANGI UMURNYA MELAINKAN SUDAH DITETAPKAN DALAM KITAB LAUHUL MAHFUDZ (AL-FATIR : 11)

Empat puluh satu tahun yang lalu....
Ruh ditiupkan ke rahim Ibuku....
Perjanjian awal telah ditetapkan.....
akan kehidupan yang harus aku dan manusia lainnya jalankan....

DAN INGATLAH KETIKA RABB-MU MENGELUARKAN DARI SULBI ANAK CUCU ADAM MEREKA DAN ALLAH MENGAMBIL KESAKSIAN TERHADAP MEREKA (SERAYA BERFIRMAN) " BUKANKAH AKU INI TUHANMU? MEREKA MENJAWAB " BETUL, ENGKAU TUHAN KAMI), KAMI BERSAKSI...... " (AL-A'RAF : 172)

Ya Allah....
Masa telah berlalu dari hadapanku
Semua nyata saat ini
Bukan untuk disesali, namun disyukuri
Penuh ketulusan dan harapan

Ya Allah....
Keinginan yang tak tercapai dimasa lalu
Adalah pelajaran untuk masa kini
Walau terasa menusuk dalam kalbu
Tapi Kau tahu aku mampu.....

Ya Allah...
Betapa aku malu meminta sesuatu
Sementara begitu sedikit yang telah kupersembahkan padaMu
Jiwa ragaku seakan beku
Melecut hati dalam kepedihan
Tak sanggup meminta lebih padaMu

Ya Allah....
Jangan kurangi umurku melainkan banyak amal sholeh yang telah hamba kumpulkan
Jangan cabut ni'mat-Mu melainkan sudah terkumpul bekal pulangku menuju rumah-Mu

Ya Allah....
Hamba tak pantas menempati surga-Mu
namun hamba tak sanggup menahan panasnya api neraka-Mu
Maka,
Berilah hamba kesempatan menanam benih amal di lahan dunia-Mu
menuai butiran pahala diladang bumi-Mu
menikmati bekal di Mahsyar-Mu

Duhai Pemilik Hidup
Dikaulah raja diraja kehidupan ini
Penggenggam takdir, penentu arah kebijakan keinginan manusia

Jangar biarkan hamba terjerumus dalam maksiat dan dosa
Jangan biarkan hamba terbelenggu kesulitan yang tak mampu hamba memikulnya

Ya Robbi....
Biar kupeluk diri-Mu dalam do'aku
Kulantunkan nada syahdu dalam untaian kalam-Mu
Kucumbu diri-Mu di sepertiga malam.....

FABIAYYI ALAA I ROBBIKUMA TUKADZIBAAN.....(Maka, Nikmat Allah manakah yang Engkau Ingkari? )

MEMBANGUN KARAKTER ANAK

oleh Lusiana Lacsana pada 02 Januari 2010 jam 15:02
Refleksi / Motivation

Karakter adalah kunci keberhasilan individu. Bagaimana cara menanamkannya pada anak?
Persaingan tahun 2021! Itu yang menjadi beban banyak orang tua masa kini. Saat itu, anak-anak masa kini akan menghadapi persaingan dengan rekan-rekannya dari berbagai negara di dunia.
'Tuntutan kualitas sumber daya manusia tahun 2021 membutuhkan good character,'' kata Dr Ratna Megawangi dalam seminar setengah hari Membangun Karakter Anak Sejak Usia Dini, Seberapa Penting? di Jakarta, 3 Mei lalu.
Adalah orang-orang yang senang belajar, terampil menyelesaikan masalah, komunikator yang efektif, berani mengambil risiko, punya integritas -jujur, dapat dipercaya, dan dapat diandalkan--, dan penuh perhatian, toleransi, dan luwes yang bisa bersaing kelak. Itu adalah karakter yang bagus. Betapa tidak. Banyak orang yang pintar dan berpengetahuan.
`'Karakter adalah kunci keberhasilan individu,'' tambah Ratna. Ia lantas mengutip sebuah hasil penelitian di AS bahwa 90 persen kasus pemecatan disebabkan oleh perilaku buruk seperti tidak bertanggung jawab, tidak jujur, dan hubungan interpersonal yang buruk. Didukung pula penelitian lain yang menunjukkan bahwa 80 persen keberhasilan seseorang di masyarakat ditentukan oleh emotional quotient.
Bagaimana mendidik karakter anak? Menurut Ratna Megawangi, menciptakan lingkungan yang kondusif. Anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter jika dapat tumbuh pada lingkungan yang berkarakter, sehingga fitrah setiap anak ang dilahirkan suci dapat berkembang secara optimal. Untuk itu, pendiri sekaligus direktur eksekutif Indonesia Heritage Foundation ini melihat peran keluarga, sekolah, dan komunitas amat menentukan.
Membentuk karakter
Membentuk karakter, kata Ratna Megawangi, merupakan proses yang berlangsung seumur hidup. Anak-anak, jelas ketua bagian Tumbuh Kembang Anak, Fakultas Ekologi Manusia, IPB, ini, akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter jika ia tumbuh pada lingkungan yang berkarakter pula. Dengan begitu, fitrah setiap anak yang dilahirkan suci bisa berkembang optimal. Untuk itu, ia melihat tiga pihak yang mempunyai peran penting. Yakni, keluarga, sekolah, dan komunitas.
Dalam pembentukan karakter, jelas Ratna, ada tiga hal yang berlangsung secara terintegrasi. Pertama, anak mengerti baik dan buruk, mengerti tindakan apa yang harus diambil, mampu memberikan prioritas hal-hal yang baik. Kemudian, mempunyai kecintaan terhadap kebajikan, dan membenci perbuatan buruk. Kecintaan ini merupakan obor atau semangat untuk berbuat kebajikan. Misalnya, anak tak mau berbohong. `'Karena tahu berbohong itu buruk, ia tidak mau melakukannya karena mencintai kebajikan,'' kata Ratna, mencontohkan.
Ketiga, anak mampu melakukan kebajikan, dan terbiasa melakukannya. Lewat proses itu, Ratna menyebut sembilan pilar karakter yang penting ditanamkan pada anak. Ia memulainya dari cinta Tuhan dan alam semesta beserta isinya; tanggung jawab, kedisiplinan, dan kemandirian; kejujuran; hormat dan santun; kasi sayang, kepedulian, dan kerja sama; percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah; keadilan dan kepemimpinan; baik dan rendah hati; toleransi, cinta damai, dan persatuan. Karakter baik ini harus dipelihara. Lalu, bagaimana menanamkan karakter pada anak? Mengutip hasil riset otak mutakhir, Ratna menyebut usia di bawah tujuh tahun merupakan masa terpenting. `'Salah didik memengaruhi saat ia dewasa,'' katanya.
Mana yang disimpan?
Pendidikan karakter seharusnya dimulai saat anak masih balita. Praktisi pendidikan Edy Wiyono, pada acara yang sama, menggambarkan betapa balita masih kosong pengalaman. `'Jika ia melihat sesuatu langsung dimasukkan tanpa dipilih-pilih,'' katanya. Itu bisa terjadi karena dalam benak balita belum ada 'program' penyaring.
Nah, materi yang pertama masuk pada otak anak akan berfungsi sebagai penyaring. Karena itu, Edy mengingatkan orang tua agar waspada. Sebab, jika terlambat mengisi pengalaman pada anaknya, maka bisa lebih dulu diisi pihak lain. ''Orang tua yang jarang berinteraksi dengan anak pada usia ini, berhati-hatilah,'' katanya.
Anak tak hanya merekam materi yang masuk. Tapi juga yang lebih dipercaya, yang lebih menyenangkan, dan yang berlangsung terus-menerus. Saat anak sudah memasuki dunia sekolah, anak biasanya lebih percaya pada guru. Bila demikian adanya, Edy mengingatkan hal itu sebagai pertanda orang tua untuk mengevaluasi diri. `'Kita harus meningkatkan kemampuan kita untuk lebih dipercaya.''
Bagi orang tua bekerja, Edy juga mengingatkan agar selalu menyediakan waktu bagi anak-anaknya. ''Hati-hati, agar jangan sampai tv menggantikan peran orang tua bagi sang anak,'' ujarnya.
Bekerja maupun tidak, menurut Edy, orang tua harus berupaya menjadikan dirinya role model untuk membangun kepercayaan anak. Selain itu, mengupayakan komunikasi dengan anak secara menyenangkan, tidak hanya memerintah-merintah, mengkritik, dan membentak-bentak. ''Anak dirancang Tuhan tidak untuk dibentak-bentak,'' ujar Edy,''Karena sesungguhnya pendengaran anak itu amat tajam.''
Untuk mendampingi sang anak yang tengah dalam pertumbuhan, praktisi multiple intelligences and holistic learning ini menyarankan para orang tua agar berupaya menjadi 'konsultan pribadi' mereka. Bagaimana caranya? Yang paling utama, Edy menyarankan kebiasaan yang dilakukan para orang tua. ''Stop menghakimi anak dan stop mengungkit-ungkit,'' katanya. Ia juga mengingatkan agar tidak menggunakan amarah. Sebab, marah tidak pernah menyelesaikan masalah dengan baik. Tidak juga membanding-bandingkan anak.
Dalam berkomunikasi, orang tua hendaknya menjadi pendengar yang baik, tidak menyela pembicaraan, mengganti pernyataan dengan pertanyaan, berempati terhadap anak dan masalahnya, tidak berkomentar sebelum diminta. Kalaupun berkomentar, saran Edy, gunakan komentar yang menyenangkan. Yakni, misalnya, dengan metode ''rasa-rasa ...'', ''dulu pernah ...''.
Satu hal yang tak boleh dilupakan, kata Edy, orang tua jangan pernah membuat keputusan untuk anak. ''Biarkan anak yang memilih,'' katanya. Dan, selama pertumbuhan anak, Edy menyarankan para orang tua untuk selalu membangun kedekatan dan biasakan berdialog. ''Agar anak terbiasa untuk meminta pertimbangan dan nasihat dari Anda.''
Melewati Fase Kritis Anak
Ada enam fase kritis, menurut praktisi pendidikan Edy Wiyono, yang dilalui anak hingga menjadi dewasa. Orang tua dan guru hendaknya memahaminya sebagai suatu yang normal. ''Bahwa anak sudah pada fasenya,'' kata narasumber Smart Parenting di Smart FM 95,9 ini. Edy memberi bantuan pada para orang tua untuk menandai dan menyikapi fase-fase pertumbuhan anaknya mulai dari balita, usia TK, usia SD, usia SMP, usia SMA, hingga usia kuliah. Satu hal yang penting tak boleh dilepaskan dalam masing-masing fase itu, Edy menyarankan, ''Gunakan pujian untuk perilaku, atau perubahan perilaku yang baik. Berikut lima dari enam fase yang disampaikannya beberapa waktu lalu:
Usia balita
Ciri-ciri: merasa selalu benar, memaksakan kehendak, tidak mau berbagi. Peran orang tua:
1. Berikan kesempatan anak beberapa detik untuk berkuasa.
2. Berikan kesempatan beberapa detik untuk memiliki secara penuh.
3. Perkenalkan pada arti boleh dan tidak boleh dengan menggunakan ekspresi wajah.
4. Konsisten dan jangan menggunakan kekerasan baik suara maupun fisik.
Usia TK
Ciri-ciri: konflik adaptatif, imitatif, berbagi, dan mau mengalah. Ketiga sifat terakhir ini karena anak ingin diterima dalam kelompok.
Peran orang tua:
1. Beri kesempatan untuk memerhatikan, mencoba, dan bekerja sama.
2. Perhatikan dan luruskan perilaku imitatif yang cenderung negatif.
3. Dukunglah anak untuk bisa berbagi dan mengalah.
Usia SD
Ciri-ciri: anak ingin mendapat pengakuan diri. Karena itu, ciri-ciri utamanya punya pendapat berbeda, penampilan berbeda, gaya bicara berbeda, dan hobinya pun berbeda.
Peran orang tua:
1. Menghargai pendapatnya dan jangan menyalahkan
2. Ajaklah dialog logika dan pengalaman.
3. Pujilah hal-hal yang baik dari penampilannya, bantulah dengan kalimat positif untuk bisa tampil lebih baik lagi.
4. Jangan langsung menyela gaya bicaranya, bangun ketertarikan dan bantulah dia untuk bisa lebih punya gaya bicara yang menarik.
Usia SMP
Ciri-ciri: anak memasuki persaingan. Karena itu anak mengalami konflik antarpersonal, konflik antarkelompok, dan konflik sosial.
Peran orang tua:
1. Meningkatkan proses kedekatan dengan anak melalui dialog dan berbagai cara.
2. Jadilah pendengar yang baik dan buka menjadi hakim.
3. Jangan pernah menyela pembicaraan dan cerianya.
4. Jangan beri komentar atau nasihat sebelum tiba waktunya.

CERITA SEMANGKUK BAKMI PANAS


Pada malam itu, Ana bertengkar dengan ibunya. Karena sangat marah, Ana segera meninggalkan rumah tanpa membawa apapun. Saat berjalan di suatu jalan, ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tdk membawa uang.

Saat menyusuri sebuah jalan, ia melewati sebuah kedai bakmi dan ia mencium harumnya aroma masakan. Ia ingin sekali memesan
semangkuk bakmi, tetapi ia tdk mempunyai uang.

Pemilik kedai melihat Ana berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu berkata “Nona, apakah engkau ingin memesan semangkuk bakmi?” ” Ya, tetapi, aku tidak membawa uang” jawab Ana dengan malu-malu
“Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu” jawab si pemilik kedai. “Silahkan duduk, aku akan memasakkan bakmi untukmu”.

Tidak lama kemudian, pemilik kedai itu mengantarkan semangkuk bakmi. Ana segera makan beberapa suap, kemudian air matanya mulai berlinang. “Ada apa nona?”
Tanya si pemilik kedai.
“tidak apa-apa” aku hanya terharu jawab Ana sambil mengeringkan air matanya.

“Bahkan, seorang yang baru kukenal pun memberi aku semangkuk bakmi!, tetapi,? ibuku sendiri, setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah dan mengatakan kepadaku agar jangan kembali lagi ke rumah”
“Kau, seorang yang baru kukenal, tetapi begitu peduli denganku dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri” katanya kepada pemilik kedai.

Pemilik kedai itu setelah mendengar perkataan Ana, menarik nafas panjang dan berkata “Nona mengapa kau berpikir seperti itu? Renungkanlah hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu. Ibumu telah memasak bakmi dan nasi untukmu saat kau kecil sampai saat ini, mengapa kau tidak berterima kasih kepadanya? Dan kau malah bertengkar dengannya”

Ana, terhenyak mendengar hal tersebut. “Mengapa aku tidak berpikir tentang hal tersebut? Untuk semangkuk bakmi dari orang yang baru kukenal, aku begitu berterima kasih, tetapi kepada ibuku yg memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak memperlihatkan kepedulianku kepadanya. Dan hanya karena persoalan sepele, aku bertengkar dengannya.

Ana, segera menghabiskan bakminya, lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang ke rumahnya. Saat berjalan ke rumah, ia memikirkan kata-kata yang harus diucapkan kepada ibunya. Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah letih dan cemas. Ketika bertemu dengan Ana, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah “Ana kau sudah pulang, cepat masuklah, aku telah menyiapkan makan malam dan makanlah dahulu sebelum kau tidur, makanan akan menjadi dingin jika kau tdk memakannya sekarang”. Pada saat itu Ana tdk dapat menahan tangisnya dan ia menangis dihadapan ibunya.

Sekali waktu, kita mungkin akan sangat berterima kasih kpd orang lain disekitar kita untuk suatu pertolongan kecil yang diberikan kepada kita. Tetapi kpd org yang sangat dekat dengan kita (keluarga) khususnya orang tua kita, kita harus ingat bahwa kita berterima kasih kepada mereka seumur hidup Kita.

~~~

Sahabatku, bagaimanapun kita tidak boleh melupakan jasa orang tua kita. Seringkali kita menganggap mereka merupakan suatu proses alami yang biasa saja. Tetapi kasih dan kepedulian orang tua kita adalah hadiah paling berharga yang diberikan kepada kita sejak lahir. Pikirkanlah hal itu !!!

Apakah kita mau menghargai pengorbanan tanpa syarat dari orang tua kita?

~~~

Ibu, Mengapa Ibu Menangis?

Oleh: Mohamad Joban

________________________________________

Suatu ketika, ada seorang anak lelaki yang bertanya kepada ibunya. “Ibu,mengapa ibu menangis ?”. Ibunya menjawab, “Sebab aku wanita.” Saya tidak mengerti,” kata si anak lagi. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat. “Nak, kamu memang tidak akan mengerti……”
Kemudian, anak itu bertanya kepada ayahnya. “Ayah,mengapa ibu menangis ?”
Sang ayah menjawab, “Semua wanita memang menangis tanpa ada alasan.”
Hanya itu jawapan yang dapat diberikan oleh ayahnya. Lama kemudian, si anak itu menjadi remaja dan tetap bertanya-tanya, mengapa wanita menangis. Pada suatu malam, ia bermimpi dan mendapat petunjuk daripada Allah mengapa wanita mudah sekali menangis. Saat Allah menciptakan wanita, Dia membuat menjadi sangat penting. Allah ciptakan bahunya,agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya. Walaupun, bahu itu cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tidur.
Allah berikan wanita kekuatan untuk melahirkan zuriat dari rahimnya. Dan sering kali pula menerima cerca daripada anaknya sendiri……Allah berikan ketabahan yang membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah di saat semua orang berputus asa.
Wanita, Allah berikan kesabaran, untuk merawat keluarganya walau letih,sakit, lelah dan tanpa berkeluh-kesah. Allah berikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang untuk mencintai semua anaknya, dalam situasi apa pun. Biarpun anak-anaknya kerap melukai perasaan dan hatinya.
Perasaan ini memberikan kehangatan kepada anak-anaknya yang ingin tidur. Sentuhan lembutnya memberi keselesaan dan ketenangan. Dia berikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya, melalui masa kegentiran dan menjadi pelindung baginya. Bukankah tulang rusuk suami yang melindungi setiap hati dan jantung wanita ?
Allah kurniakan kepadanya kebijaksanaan untuk membolehkan wanita menilai tentang peranan kepada suaminya. Seringkali pula kebijaksanaan itu menguji kesetiaan yang diberikan kepada suami agar tetap saling melengkapi dan menyayangi.
Dan akhirnya, Allah berikannya airmata agar dapat mencurahkan perasaannya…
Inilah yang khusus Allah berikan kepada wanita, agar dapat digunakan di mana ia inginkan.
Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya, airmata!
” Ini airmata kehidupan.”

Kesyukuran


oleh Lusiana Lacsana pada 19 April 2010 jam 9:16
{{{{ Pagi ini, mereka membawakan kami hadiah
Ternyata hiasan dinding
Berisi foto-foto perjalanan keluarga kami
Suatu kejutan yang manis
Di hari pernikahan ini
Dari ke lima anak-anak kami..... }}}


Tepat hari ini
Delapan belas tahun yang lalu
Sebuah perjanjian dikukuhkan
Dalam balutan syahadah
Dalam nuansa kekhusuan

Ikatan suami istri telah diikrarkan
Gerbang kehidupan baru telah dibukakan
Air mata pengiring langkah kemenangan
Mengarungi babak baru dalam kehidupan

Ikrar yang telah diucapkan
Bukan sekedar pertanda saling memiliki dan berbagi
Bukan untuk siapa menguasai siapa
Namun mengokohkan iman dalam hati

Meningkatkan keimanan
Meningkatkan kecintaan pada sang pemberi kehidupan
Mengayuh roda dakwah bersama
Menjaga iramanya agar tetap seimbang
Keturunan yang diberikan
Sebagai pewaris keimanan
Bersama mengayuh roda dalam satu tujuan

Mahligai telah dibangun
Di bawah atap Ketaqwaan
Riak-riak gelombang adalah hiasan
Agar kemudi lebih kokoh
Laju perahu lebih seimbang
Tercapainya tujuan lebih matang
Menuju akhir yang gemilang
Bersama memasuki gerbang sang “Penebar Kasih Sayang”

Ya Robbi…..
Kami bukan istri yang sempurna
Begitu pula kami bukan suami yang sempurna
Kami bukan anak-anak yang sempurna
Kami hanya punya cita-cita
Menghirupnya segarnya kenikmatan SYURGA

Ya Robbi….
Di hari yang semakin senja ini
Bantulah kami membesarkan anak cucu dan keturunan kami
Agar dapat mengembalikan mereka dalam keadaan fitrah kehadapan-Mu
Sebagaimana mereka terlahir ke dunia dalam keadaan fitrah pula

KECEWA


oleh Lusiana Lacsana pada 10 Mei 2010 jam 16:47
Seorang instruktur dalam sebuah acara menyuruh setiap peserta untuk melakukan relaksasi dengan mengingat tahapan-tahapan yang terjadi di masa-masa lalunya, seorang peserta dari awal sampai akhir terus menerus menangis. Selesai acara, dalam perjalanan temannya bertanya "Aku lihat dari awal smpai akhir kamu menangis terus? Kenapa?" Orang tersebut menjawab sambil menarik napas dalam-dalam " Hal yang paling berat dalam hidupku adalah ketika harus mengenang masa laluku..." " Kenapa?" " Bagaimana tidak, sejak kecil aku ditinggal Ibu, menjelang remaja aku harus menerima kehadiran Ibu tiri yang tidak sepenuhnya menerimaku, saudara-saudaraku bersikap tidak menghargaiku, jarak Bapak dengan aku terlalu tua sehingga tidak sempat Bapak memahami aku, sudah besar, punya pacar... aku ditinggal pacarku begitu saja... hidup menumpang dimana-mana, kenangan indah mana yang aku punya selain kenangan kekecewaan demi kekecewaan, mungkin aku hidup hanya untuk dikecewakan...." mata temannya menerawang dan berkaca-kaca, tangannya mengepal gelisah... sang teman menepuk-nepuk pundaknya penuh perhatian.... " Saat ini kau sudah menikah, punya anak" mengangguk " apakah pasanganmu mengecewakanmu?" temannya menggeleng sambil menjawab " Dia baik..." " Bagaimana dg anak-anakmu?' " Mereka anak-anak yang baik walau kadang nakal, yaa... kenakalan yang biasa...." " Apakah mereka mengecewakanmu?" " Sejauh ini tidak...." "Maksudmu? Suatu saat mereka akan mengecewakanmu?" "Bisa jadi bukan?" sang teman tersenyum bijak " Berapa banyak sebetulnya kebahagiaan yang kamu dapati melebihi dari kekecewaan yang kamu dapatkan, hanya rasa kekecewaan itu terlalu mendominasi dirimu dan mengkhawatirkamu sehingga kamu sulit menerima kebahagiaan yang berlimpah dalam hidupmu selama ini..... Bersahabatlah dengan Masa lalu, jangan perangi dia... maka itu akan jadi motivasi bagimu untuk hari ini dan seterusnya "

{ setiap orang pernah punya masa lalu yang mengecewakan dan seringkali kita berkata "Lupakan Masa Lalu, jalani masa kini..." sesungguhnya perkataan itu tidak semudah yang kita ucapkan...namun perlu kekuatan untuk memanajenya....}

Argumentasi, Lelaki Shalih, dan Cinta

“Bila seorang laki-laki yang kamu ridhai agama dan akhlaqnya meminang,” kata Rasulullah mengandaikan sebuah kejadian sebagaimana dinukil Imam At Tirmidzi, “Maka, nikahkanlah dia.” Rasulullah memaksudkan perkataannya tentang lelaki shalih yang datang meminang putri seseorang.

“Apabila engkau tidak menikahkannya,” lanjut beliau tentang pinangan lelaki shalih itu, “Niscaya akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang meluas.” Di sini Rasulullah mengabarkan sebuah ancaman atau konsekuensi jika pinangan lelaki shalih itu ditolak oleh pihak yang dipinang. Ancamannya disebutkan secara umum berupa fitnah di muka bumi dan meluasnya kerusakan.

Bisa jadi perkataan Rasulullah ini menjadi hal yang sangat berat bagi para orangtua dan putri-putri mereka, terlebih lagi jika ancaman jika tidak menurutinya adalah fitnah dan kerusakan yang meluas di muka bumi. Kita bisa mengira-ngira jenis kerusakan apa yang akan muncul jika seseorang yang berniat melamar seseorang karena mempertahankan kesucian dirinya dan dihalang-halangi serta dipersulit urusan pernikahannya. Inilah salah satu jenis kerusakan yang banyak terjadi di dunia modern ini, meskipun banyak di antara mereka tidak meminang siapapun.

Mari kita belajar tentang pinangan lelaki shalih dari kisah cinta sahabat Rasulullah dari Persia, Salman Al Farisi. Dalam Jalan Cinta, Salim A Fillah mengisahkan romansa cintanya. Salman Al Farisi, lelaki Persia yang baru bebas dari perbudakan fisik dan perbudakan konsepsi hidup itu ternyata mencintai salah seorang muslimah shalihah dari Madinah. Ditemuinya saudara seimannya dari Madinah, Abud Darda’, untuk melamarkan sang perempuan untuknya.

“Saya,” katanya dengan aksen Madinah memperkenalkan diri pada pihak perempuan, “Adalah Abud Darda’.”

“Dan ini,” ujarnya seraya memperkenalkan si pelamar, “Adalah saudara saya, Salman Al Farisi.” Yang diperkenalkan tetap membisu. Jantungnya berdebar.

“Allah telah memuliakannya dengan Islam dan dia juga telah memuliakan Islam dengan amal dan jihadnya. Dia memiliki kedudukan yang utama di sisi Rasulullah, sampai-sampai beliau menyebutnya sebagai ahli bait-nya. Saya datang untuk mewakili saudara saya ini melamar putri Anda untuk dipersuntingnya,” tutur Abud Darda’ dengan fasih dan terang.

“Adalah kehormatan bagi kami,” jawab tuan rumah atas pinangan Salman, ”Menerima Anda berdua, sahabat Rasulullah yang mulia. Dan adalah kehormatan bagi keluarga ini bermenantukan seorang sahabat Rasulullah yang utama. Akan tetapi hak jawab ini sepenuhnya saya serahkan pada putri kami.” Yang dipinang pun ternyata berada di sebalik tabir ruang itu. Sang putri shalihah menanti dengan debaran hati yang tak pasti.

”Maafkan kami atas keterusterangan ini”, kata suara lembut itu. Ternyata sang ibu yang bicara mewakili putrinya. ”Tapi, karena Anda berdua yang datang, maka dengan mengharap ridha Allah, saya menjawab bahwa putri kami menolak pinangan Salman.”

Ah, romansa cinta Salman memang jadi indah di titik ini. Sebuah penolakan pinangan oleh orang yang dicintainya, tapi tidak mencintainya. Salman harus membenturkan dirinya dengan sebuah hukum cinta yang lain, keserasaan. Inilah yang tidak dimiliki antara Salman dan perempuan itu. Rasa itu hanya satu arah saja, bukan sepasang.

Salman ditolak. Padahal dia adalah lelaki shalih. Lelaki yang menurut Ali bin Abi Thalib adalah sosok perbendaharaan ilmu lama dan baru, serta lautan yang tak pernah kering. Ia memang dari Persia, tapi Rasulullah berkata tentangnya, “Salman Al Farisi dari keluarga kami, ahlul bait.” Lelaki yang bertekad kuat untuk membebaskan dirinya dari perbudakan dengan menebus diri seharga 300 tunas pohon kurma dan 40 uqiyah emas. Lelaki yang dengan kecerdasan pikirnya mengusulkan strategi perang parit dalam Perang Ahzab dan berhasil dimenangkan Islam dengan gemilang. Lelaki yang di kemudian hari dengan penuh amanah melaksanakan tugas dinasnya di Mada’in dengan mengendarai seekor keledai, sendirian. Lelaki yang pernah menolak pembangunan rumah dinas baginya, kecuali sekadar saja. Lelaki yang saking sederhana dalam jabatannya pernah dikira kuli panggul di wilayahnya sendiri. Lelaki yang di ujung sekaratnya merasa terlalu kaya, padahal di rumahnya tidak ada seberapa pun perkakas yang berharga. Lelaki shalih ini, Salman Al Farisi, ditolak pinangannya oleh perempuan yang dicintanya.

Salman ditolak. Alasannya ternyata sederhana saja. Dengarlah. “Namun, jika Abud Darda’ kemudian juga memiliki urusan yang sama, maka putri kami telah menyiapkan jawaban mengiyakan,” kata si ibu perempuan itu melanjutkan perkataannya. Anda mengerti? Si perempuan shalihah itu menolak lelaki shalih peminangnya karena ia mencintai lelaki yang lain. Ia mencintai si pengantar, Abud Darda’. Cinta adalah argumentasi yang shahih untuk menolak.

Ada juga kisah cinta yang lain. Abu Bakar Ash Shiddiq meminang Fathimah binti Muhammad kepada Rasulullah. Ia ingin mempererat kekerabatannya dengan Sang Rasul dengan pinangan itu. Saat itu usia Fathimah menjelang delapan belas tahun. Ia menjadi perempuan yang tumbuh sempurna dan menjadi idaman para lelaki yang ingin menikah. Keluhuran budi, kemuliaan akhlaq, kehormatan keturunan, dan keshalihahan jiwa menjadi penarik yang sangat kuat.

“Saya mohon kepadamu,” kata Abu Bakar kepada Rasulullah sebagaimana dikisahkan Anas dalam Fatimah Az Zahra, “Sudilah kiranya engkau menikahkan Fathimah denganku.” Dalam riwayat lain, Abu Bakar melamar melalui putrinya sekaligus Ummul Mukminin Aisyah.

Mendapat pinangan dari lelaki shalih itu, Rasulullah hanya terdiam dan berpaling. “Sesungguhnya, Fathimah masih kecil,” kata beliau dalam riwayat lain. “Hai Abu Bakar, tunggulah sampai ada keputusan,” kata Rasulullah. Yang terakhir ini diriwayatkan oleh Ibnu Sa’d dalam Ath Thabaqat. Maksud Rasulullah dengan menunggu keputusan adalah keputusan dari Allah atas kondisi dan keadaan itu, apakah menerima pinangan itu atau tidak.

Ketika Umar bin Khathab mendengar cerita ini dari Abu Bakar langsung, ia mengatakan, “Hai Abu Bakar, beliau menolak pinanganmu.”

Kemudian Umar mengambil kesempatan itu. Ia mendatangi Rasulullah dan menyampaikan pinangannya untuk menikahi Fathimah binti Muhammad. Tujuannya tidak terlalu berbeda dengan Abu Bakar. Bahkan jawaban yang diberikan Rasulullah kepada Umar pun sama dengan jawaban yang diberikan kepada Abu Bakar. “Sesungguhnya, Fathimah masih kecil,” ujar beliau. “Tunggulah sampai ada keputusan,” kata Rasulullah.

Ketika Abu Bakar mendengar cerita ini dari Umar bin Khathab langsung, ia mengatakan, “Hai Umar, beliau menolak pinanganmu.”

Kita bisa membayangkan itu? Dua orang lelaki paling shalih di masa hidup Rasulullah pun ditolak pinangannya. Abu Bakar adalah sahabat paling utama di antara seluruh sahabat yang ada. Kepercayaannya kepada Islam dan kerasulan begitu murni, tanpa reverse ataupun setitis keraguan. Karena itulah ia mendapat julukan Ash Shiddiq. Ia adalah lelaki yang disebutkan Al Qur’an sebagai pengiring jalan hijrah Rasulullah di dalam gua. Ia adalah dai yang banyak memasukkan para pembesar Mekah dalam pelukan Islam. Ia adalah pembebas budak-budak muslim yang senantiasa tertindas. Ia adalah lelaki yang menginfakkan seluruh hartanya untuk jihad, dan hanya menyisakan Allah dan Rasul-Nya bagi seluruh keluarganya. Ia adalah orang yang ingin diangkat sebagai kekasih oleh Rasulullah. Ia adalah salah satu lelaki yang telah dijamin menginjakkan tumitnya di kesejukan taman jannah. Namun, lelaki shalih ini ditolak pinangannya secara halus oleh Rasulullah.

Sementara, siapa tidak mengenal lelaki shalih lain bernama Umar bin Khathab. Ia adalah pembeda antara kebenaran dan kebathilan. Ia dan Hamzah lah yang telah mengangkat kemuliaan kaum muslimin di masa-masa awal perkembangannya di Mekah. Ia lelaki yang seringkali firasatnya mendahului turunnya wahyu dan ayat-ayat ilahi kepada Rasulullah. Ia adalah lelaki yang dengan keberaniannya menantang kaum musyrikin saat ia akan berangkat hijrah, ia melambungkan nama Islam. Ia lelaki yang sangat mencintai keadilan dan menegakkannya tatkala ia menggantikan posisi Rasulullah dan Abu Bakar di kemudian hari. Ia pula yang di kemudian hari membuka kunci-kunci dunia dan membebaskan negeri-negeri untuk menerima cahaya Islam. Namun, lelaki shalih ini ditolak pinangannya secara halus oleh Rasulullah.

Mari kita simak kenapa pinangan dua lelaki shalih ini ditolak Rasulullah. Ketika itu, Ali bin Abi Thalib datang menemui Rasulullah. Shahabat-shahabatnya dari Anshar, keluarga, bahkan dalam sebuah riwayat termasuk pula dua lelaki shalih terdahulu mendorongnya untuk datang meminang Fathimah binti Muhammad kepada Rasulullah. Ia menemui Rasulullah dan memberi salam.

“Hai anak Abu Thalib,” sapa Rasulullah pada Ali dengan nama kunyahnya, ”Ada perlu apa?”

Simaklah jawaban lugu yang disampaikan Ali kepada Rasulullah sebagaimana dinukil Ibnu Sa’d dalam Ath Thabaqat. “Aku terkenang pada Fathimah binti Rasulullah,” katanya lirih hampir tak terdengar. Dengar dan rasakan kepolosan dan kepasrahan dari setiap diksi yang terucap dari Ali bin Abi Thalib itu. Kepolosan dan kepasrahan seorang pecinta akan cintanya yang demikian lama. Ia menggunakan pilihan kata yang sangat lembut di dalam jiwa, “Terkenang.” Kata ini mewakili keterlamaan rasa dan gelora yang terpendam, bertunas menembus langit-langit realita, transliterasi rasa.

“Ahlan wa sahlan!” kata Rasulullah menyambut perkataan Ali. Senyum mengiringi rangkaian kata itu meluncur dari bibir mulia Rasulullah. Kita tidak usah sebingung Ali memahami jawaban Rasulullah. Jawaban itu bermakna bahwa pinangan Ali diterima oleh Rasulullah seperti yang dipahami rekan-rekan Ali.

Mari kita biarkan Ali dengan kebahagiaan diterima pinangannya oleh Rasulullah. Mari kita melihat dari perspektif yang lebih fokus untuk memahami penolakan pinangan dua lelaki shalih sebelumnya dan penerimaan lelaki shalih yang ini. Kita boleh punya pendapat tersendiri tentang masalah ini.

Ketika Rasulullah menjelaskan alasan kepada Abu Bakar dan Umar berupa penolakan halus, kita tidak bisa menerimanya secara letter lijk. Sebab bisa jadi itu adalah bahasa kias yang digunakan Rasulullah. Misalnya ketika Rasulullah mengatakan bahwa Fathimah masih kecil, tentu saja ini tidak bisa diterjemahkan sebagai kecil secara harfiah, sebab saat itu usia Fathimah sudah hampir delapan belas tahun. Sebuah usia yang cukup matang untuk ukuran masa itu dan bangsa Arab. Sementara Rasulullah sendiri berumah tangga dengan Aisyah pada usia setengah usia Fathimah saat itu. Maka, kita harus memahami kalimat penolakan itu sebagai bahasa kias.

Saat Rasulullah meminta Abu Bakar dan Umar bin Khathab untuk menunggu keputusan, ini juga diterjemahkan sebagai penolakan sebagaimana dipahami dua lelaki shalih itu. Jadi, pernyataan Rasulullah itu bukan pernyataan untuk menggantung pinangan, sebab jika pinangan itu digantung, tentu saja Umar dan Ali tidak boleh meminang Fathimah. Pernyataan itu adalah sebuah penolakan halus.

Atau bisa jadi, saat itu Rasulullah punya harapan lain bahwa Ali bin Abi Thalib akan melamar Fathimah. Beliau tahu sebab sejak kecil Ali telah bersamanya dan banyak bergaul dengan Fathimah. Interaksi yang lama dua muda mudi sangat potensial menumbuhkan tunas cinta dan memekarkan kuncup jiwanya. Ini dibuktikan dari pernyataan Rasulullah untuk meminta dua lelaki shalih itu menunggu keputusan Allah tentang pinangannya. Jadi, dalam hal ini kemungkinan Rasulullah mengetahui bahwa putrinya dan Ali telah saling mencintai. Sehingga Rasulullah pun punya harapan pada keduanya untuk menikah. Rasulullah hanya sedang menunggu pinangan Ali. Di masa mendatang sejarah membuktikan ketika Ali dan Fathimah sudah menikah, ia berkata kepada Ali, suaminya, “Aku pernah satu kali merasakan jatuh cinta pada seorang pemuda.” Saya yakin kita tahu siapa yang dimaksud oleh Fathimah. Ini perspektif saya.

Hal ini diperkuat oleh pernyataan singkat Ali, “Aku terkenang pada Fathimah binti Rasulullah.” Satu kalimat itu sudah mewakili apa yang diinginkan Ali. Rasulullah sangat memahami ini. Beliau adalah seseorang yang sangat peka akan apa-apa yang diinginkan orang lain dari dirinya. Beliau memiliki empati terhadap orang lain dengan demikian kuat. Beliau memahami bentuk sempurna keinginan seseorang seperti Ali dengan beberapa kata saja.

Dan jawaban Rasulullah pun menunjukkan hal yang serupa, “Ahlan wa sahlan!” Ungkapan sambutan selamat datang atas sebuah penantian.

Jadi, dengan perspektif ini, kita akan memahami bahwa lelaki shalih yang datang untuk meminang bisa ditolak pinangannya, tanpa akan menimbulkan fitnah di muka bumi ataupun kerusakan yang meluas. Wanita shalihah yang dipinang Salman Al Farisi telah menunjukkan kepada kita, bahwa ia mencintai Abud Darda’ dan menolak pinangan lelaki shalih dari Persia itu. Rasulullah pun telah menunjukkan pada kita bahwa ia menolak pinangan dua lelaki tershalih di masanya karena Fathimah mencintai lelaki shalih yang lain, Ali Bin Abu Thalib. Di sini, kita belajar bahwa cinta adalah argumentasi yang shahih untuk menolak, dan cinta adalah argumentasi yang shahih untuk mempermudah jalan bagi kedua pecinta berada dalam singgasana pernikahan.

Mari kita dengarkan sebuah kisah yang dikisahkan Ibnu Abbas dan diabadikan oleh Imam Ibnu Majah. Seorang laki-laki datang menemui Rasulullah. “Wahai Rasulullah,” kata lelaki itu, “Seorang anak yatim perempuan yang dalam tanggunganku telah dipinang dua orang lelaki, ada yang kaya dan ada yang miskin.”

“Kami lebih memilih lelaki kaya,” lanjutnya berkisah, “Tapi dia lebih memilih lelaki yang miskin.” Ia meminta pertimbangan kepada Rasulullah atas sikap yang sebaiknya dilakukannya. “Kami,” jawab Rasulullah, “Tidak melihat sesuatu yang lebih baik dari pernikahan bagi dua orang yang saling mencintai, lam nara lil mutahabbaini mitslan nikahi.”

Cinta adalah argumentasi yang shahih untuk menolak. Di telinga dan jiwa lelaki ini, perkataan Rasulullah itu laksana setitis embun di kegersangan hati. Menumbuhkan tunas yang hampir mati diterpa badai kemarau dan panasnya bara api. Seakan-akan Rasulullah mengatakannya khusus hanya untuk dirinya. Seakan-akan Rasulullah mengingatkannya akan ikhtiar dan agar tiada sesal di kemudian hari.

“Cinta itu,” kata Prof. Dr. Abdul Halim Abu Syuqqah dalam Tahrirul Ma’rah fi ‘Ashrir Risalah, “Adalah perasaan yang baik dengan kebaikan tujuan jika tujuannya adalah menikah.” Artinya yang satu menjadikan yang lainnya sebagai teman hidup dalam bingkai pernikahan.

Dengan maksud yang serupa, Imam Al Hakim mencatat bahwa Rasulullah bersabda tentang dua manusia yang saling mencintai. “Tidak ada yang bisa dilihat (lebih indah) oleh orang-orang yang saling mencintai,” kata Rasulullah, “Seperti halnya pernikahan.” Ya, tidak ada yang lebih indah. Ini adalah perkataan Rasulullah. Dan lelaki ini meyakini bahwa perkataan beliau adalah kebenaran. Karena bagi dua orang yang saling mencintai, memang tidak ada yang lebih indah selain pernikahan. Karena cintalah yang menghapus fitnah di muka bumi dan memperbaiki kerusakan yang meluas, insya Allah.

Cinta adalah argumentasi yang shahih untuk menolak, dan cinta adalah argumentasi yang shahih untuk mempermudah jalan bagi kedua pecinta berada dalam singgasana pernikahan.



Selasa, 04 Januari 2011

RUMAH ABADI

Memandang Langit......

selalu tampak biru

walau buram ditelan mendung

memandang awan...

selalu tampak putih

walau kelabu ditelan kabut yang menggulung

memandang bumi...

tampak hamparan sawah, ladang dan hutan

bangunan-bangunan rumah yang menjulang

tempat penat dilepaskan

rasa lelah dihempaskan

saling membagi kedamaian

letusan gunung,

guncangan bumi,

meluapnya air

mengamuknya angin

adalah pembelajaran alam

berkaca pada diri

apa yg sudah dilakukan

ketika kedamaian direnggut

rumah megah diluluhlantakkan

keluarga tercerai beraikan

ruh dikembalikan....

tinggalah diri tercampak dalam kehinaan

tak ada lagi rumah mewah kebanggan

atau harta benda kesayangan

tinggal badan.....

berbalut kafan

berteman amalan

terpuruk dalam gelapnya bumi

jadi rumah abadi

tempat akhir alam dinanti...

sebelum pulang ke "rumah Abadi"

Annaari atau... Jannati....

Daftar Blog Saya