Salam Persahabatan

SAMPAIKAN KOMENTAR ANDA

Kamis, 14 Januari 2010

Memilih Mainan Untuk Anak

Berikut ini adalah beberapa saran untuk memilih mainan sesuai dengan usia anak (hasil survei majalah Reader’s Digest). Mungkin bisa menambah pengetahuan bagi pembaca yang sudah punya anak:

Bayi (sejak lahir sampai 18 bulan)
Penemuan mutakhir menyebutkan bahwa bayi sebenarnya lebih cerdas dari pada yang kita duga. Pada usia 3 minggu, mereka mampu membedakan suara tertentu dan memandang lebih lama pada suatu benda yang berpola kompleks dari pada yang sederhana. Dalam masa 5 bulan pertama, bayi suka dengan mainan yang bergerak, bersuara, berwarna kontras, dan berpola. Ia menyukai mainan yang dapat bernyanyi dengan warna kontras (merah dan putih). Bayi menyukai mainan yang mendatangkan kekaguman seperti cermin (tentunya yang aman) atau mainan lembut yang menimbulkan suara ketika di tekan, serta mainan yang dapat di isap dan di kunyah.

Bayi yang lebih besar menyukai mainan yang bisa bergerak ketika di pukul, seperti bebek yang bisa bernyanyi ketika anak menarik seutas tali di punggung boneka. Juga yang tidak kalah menarik ialah bola yang bukan saja bisa menggelinding, tetapi juga agak berat, multi tekstur dan yang mudah di raih.

Pada usia 10 – 11 bulan, seorang bayi lebih aktif bergerak, suka mengamati, dan ingin menguasai obyek. Sementara ia belajar berjalan, ia menyukai mainan yang bisa di tarik dan di dorong, terutama yang menimbulkan suara, bisa di pukul dan di tumpuk.

Usia satu setengah sampai tiga tahun
Anak dalam usia ini selalu aktif berlari, meloncat, memanjat dan menikmatinya. Saatnya bagi orang tua untuk membeli mainan yang bisa di panjat, bisa di pakai untuk meluncur, atau mainan yang bisa ditunggangi.
Karena koordinasi otot-otot kecilnya semakin membaik, Anda bisa memperkenalkannya dengan dua atau tiga potong jigsaw puzzle (potongan kartun yang harus digabungkan, sehingga membentuk sebuah gambar) dengan beberapa krayon. Pada usia dua sampai tiga tahun sudah bisa diberikan seperangkat balok mainan dengan berbagai bentuk dan ukuran. Pada usia seperti ini, anak suka meniru dan menyukai mainan miniatur seperti boneka, mobil, truk kecil, alat musik dan telepon.

Usia 3 – 6 tahun
Ada dua jenis pengelompokan pada tahap ini: berpura-pura sebagai seseorang dan menguasai suatu permainan. Berilah kepada anak mainan yang bisa mengembangkan imajinasinya, seperti: perabot rumah tangga, boneka, kostum, peralatan dokter, sehingga anak bisa menjalani berbagai peran. Yang disarankan ialah peralatan pertanian, sekolah, serta stasiun ruang angkasa dengan boneka manusia dan bintang.

Pada usia tiga tahun, anak sudah bisa mengendarai sepeda roda tiga. Karena keterampilan bahasa, apresiasi musik dan kecintaan mendengarkan cerita anak Anda semakin bertambah. Pertimbangkan untuk mencari buku-buku cerita dan memberikan mainan dengan aturan yang sederhana.

Usia sekolah (6 – 10 tahun)
Pada usia 5 tahun, anak mudah bosan dengan mainan. Pada usia 7 tahun, biarkan ia menikmati minat yang disukainya. Bantulah dia menemukan hal-hal yang baru. Belikan perlengkapan olahraga, perangkat hobi tertentu dan mainan yang bersifat kooperatif. Pertimbangkan untuk memberikan benda-benda yang bukan mainan, seperti: kamera, raket badminton atau peralatan yang lainnya.

Upayakan memandang mainan dari sudut pandang anak
Kesalahan yang umum terjadi ialah memilih mainan dari sudut pandang orang tua dan bukan dari sudut pandang anak. Anak yang lebih tua sudah bisa memilih, namun yang masih kecil masih memerlukan bantuan orang tuanya. Jangan memilih mainan yang tidak memadai, tidak aman atau terlalu mahal.

Hindari mainan yang tidak jelas tujuannya
Pilihlah mainan yang beragam. Itulah sebabnya para pendidik memiliki mainan yang tujuan akhirnya baik, seperti: balok, boneka, rumah-rumahan, kartun, panci, wajan, atau apa pun juga yang bisa di pakai berkali-kali oleh anak-anak berbagai usia.

Mainan terburuk ialah mainan dengan satu tujuan saja, termasuk mainan dengan baterai yang hanya bisa bergerak atau berbicara, dan kemudian mati. Mainan seperti itu hanya mempesona sebentar saja, namun cepat membosankan. Yang penting bukanlah apa yang dapat dilakukan mainan tersebut, melainkan apa yang bisa dilakukan anak dengan mainan itu.

Periksalah daya tahan dan keselamatannya
Belilah mainan yang kuat dan baik di toko mainan yang bisa di percaya. Mainan tidak perlu mahal. Tetapi orang tua juga tidak usah segan untuk membelikan mainan yang mahal kalau itu berguna, tahan lama dan dapat diwariskan kepada anak lain. Mainan seperti meriam dan alat perang menurut pakar hanya akan merusak kejiwaan anak. Anak yang kreatif dapat menggunakan balok sebagai meriam.

Bermainlah dengan anak Anda
Yang terpenting perlihatkan kepada anak bagaimana menggunakan mainan. Anda jangan terlalu memonopoli mainan tersebut dan tidak memberi kesempatan anak untuk bermain. Pujilah anak jika bisa memainkan mainan tersebut dengan baik. Usahakan untuk berbagi kesenangan dengan si anak. Pada akhirnya, sebuah mainan tidak akan bermakna jika tidak disertai dengan kasih dan perhatian dari orang tuanya.

1 komentar:

  1. Artikel yang menarik Bu.. memang pada saat membelikan mainan untuk anak kita, seringkali kita lupa mana yg terbaik untuknya. Tambah lagi artikelnya bu... trmkasih.

    BalasHapus

Daftar Blog Saya