Salam Persahabatan

SAMPAIKAN KOMENTAR ANDA

Sabtu, 01 Mei 2010

RENUNGAN UNTUK SUAMI-ISTRI

Muru’ah adalah akhlak mulia yang dapat mengantarkan para pelakunya bisa dikategorikan sebagai orang mulia yang layak masuk surga. Salah satu perilaku muru’ah itu adalah membangun suasana rumah tangga yang sakinah.

Kita cukup prihatin dengan perkembangan rumah tangga saudara-saudara kita belakangan ini. Terutama jika kita amati sebelum reformasi, jumlah keluarga yang bercerai per tahun rata-rata sekitar 10.000 pasang, tapi setelah reformasi hingga saat ini jumlah rumah tangga yang bercerai melonjak drastis mencapai 250 ribu pasang, khususnya ditahun 2009. Dari jumlah tersebut 6.700 pasang di antaranya berada di DKI Jakarta.

FAKTA DIBALIK ANGKA

Menurut Dirjen Bimas Islam Depag, Prof Nazaruddin Umar, angka itu setara dengan 10% dari jumlah pernikahan di tahun 2009 yakni sebanyak 2,5 juta pasang. Jumlah perceraian tersebut naik 50 ribu kasus dibanding tahun 2008 yang mencapai 200 ribu perceraian.

Jumlah perceraian di Indonesia terus menunjukkan peningkatan. Angka perceraian setelah masa reformasi meningkat 4--10 kali lipat dibanding sebelum reformasi. Pada periode 5--10 tahun lalu, di Indonesia hanya terjadi 20 ribu hingga 50 ribu kasus perceraian per tahun. Fakta lain dari kasus perceraian yang tercatat pun menunjukkan adanya pergeseran bentuk perceraian. Sekitar 70% perceraian yang terjadi di Pengadilan Agama adalah cerai gugat.

Data tersebut juga menunjukkan trend pergeseran kasus cerai di mana istri yang menggugat cerai, ketimbang suami yang menggugat cerai. Seolah mengingatkan kita pada hadits Nabi: Kebanyakan yang masuk neraka kelak adalah kalangan wanita.

Meningkatnya angka perceraian ini disebabkan oleh 14 faktor. Di antaraya cerai karena pilkada dan politik (550 pasang), perselingkuhan oleh istri yang angkanya naik drastis (407 pasang, sebelumnya 200 pasang), kawin di bawah umur, kawin karena perbedaan agama, tekanan batin, faktor ekonomi, dan kekerasan dalam rumah tangga. Bahkan kasus cacat karena kecelakaan sepeda motor juga menjadi salah satu dari 14 faktor penyebab perceraian di Indonesia.

Selain itu, kasus perceraian khususnya yang melibatkan publik figur, belakangan ini ramai-ramai digelar media infotainment, juga ikut mempengaruhi budaya kawin cerai di masyarakat.

Pada bagian lain, media jejaring sosial facebook, twitter dan lainnya juga ikut memberi kontribusi yang tak sedikit terhadap musibah perceraian. Lewat facebook terjadi pertemuan kawan lama, pacar lama, bahkan musuh lama. Lalu muncullah reuni dan kegiatan copy darat lainnya. Pada saat itulah terjalin clbk, cinta lama bersemi kembali, atau bahkan mlbk, musuh lama bangkit kembali.

Bahkan yang lebih mencengangkan, mayoritas pelaku perceraian adalah pasangan muda. Mereka yang mudah bercerai lantaran sering menyaksikan orang tuanya bertengkar tiap hari di rumah, sehingga menimbulkan apa yang dinamakan broken home.

Pada saat yang sama suami atau istri yang kerap bertengkar biasanya mempengaruhi semangat kerja di kantor. Sehingga produktivitas jadi terganggu, panjang sekali rangkaian dampak dari perceraian baik terhadap rumah tangga, lingkungan rumah, lingkungan kerja bahkan nasib kita di akhirat kelak.

Pendek kata, berbagai dampak negatif perceraian dari informasi teknologi hingga detik ini seperti tak bisa dicegah. Padahal kita tahu, mempertahankan keluarga itu mulia dan dijamin surga, sementara bercerai itu walaupun halal namun itu perbuatan halal yang paling dibenci Allah.

NASIHAT AL QURAN

Jika kita telusuri ayat-ayat al-Quran yang berbicara soal keluarga, hampir mendominasi 90% dari isi al-Quran. Selebihnya atau 10% bicara soal sosial politik.

Salah satu ayat yang terkenal membicarakan soal hubungan keluarga adalah surat Thoha (20) ayat 21, didalamnya menceritakan pasangan suami istri yang dikaruniai mawaddah dan rohmah. Mawaddah dan rohmah sama-sama diartikan cinta, sebagaimana ada 14 vocab dalam al-Quran yang makna dasarnya sama.

Yang membedakan adalah, mawaddah adalah dasar cinta sang suami dan biasanya diikuti oleh logika yang sangat rasional, sering diistilahkan cinta rasional. Misalnya karena cinta kepada sang anak, lalu sang anak minta jajan Rp500 ribu sehari, tentu tidak serta merta dituruti. Pemberian uang jajan yang wajar pada anak itu sering disebut juga mawaddah, sering pula diistilahkan cinta yang lebih kepada unsur fisik.

Sementara rohmah adalah dasar cinta sang istri, yakni cinta sejati, total 24 jam, atau sering juga cinta emosional. Seperti ibu siap menyusui anak kapan saja disaat sang anak membutuhkan. Tapi kecenderungan memperturutkan cinta dalam artian rohmah secara membabi buta bisa salah kaprah dan cenderung disalahmanfaatkan oleh pasangan hidup.

Karena itu cinta ideal adalah yang merupakan kombinasi dari mawaddah dan rohmah. Sehingga idealnya pasangan rumah tangga adalah, siapa pasangan kita di dunia diharapkan dapat menjadi pasangan kita pula di akhirat kelak.

TIDAK MUDAH

Tapi merajut mawaddah dan rohmah secara seimbang bukanlah pekerjaan mudah. Para nabi saja sering kerepotan ketika menghadapi gejolak rumah tangganya, tapi karena para nabi dibimbing langsung oleh Allah, sehingga mampu mengarungi rumah tangga dengan baik. Walau Nabi Luth termasuk contoh gagal sang suami yang membimbing istrinya, karena sang istri bermental pelacur.

Tapi dalam sejarah para nabi, ada tipe-tipe istri ideal seperti Aisiyah, istri Fir’aun yang merupakan istri tersabar di dunia. Bagaimana tidak, ia harus bersuamikan orang terjelek perilakunya di dunia yakni Fir’aun itu sendiri.

Sementara contoh bapak paling jelek di dunia adalah bapaknya Nabi Ibrahim as, yakni Azar. Azar ini diketahui sebagai bapak yang berperilaku aneh, suka membuat patung berhala dan berperilaku syirik.

Tapi Nabi Ibrahim dikompensasi memperoleh anak paling soleh di dunia, yakni Ismail as. Ismail benar-benar anak yang menentramkan hati orang tua, bahkan ketika Ibrahim bermimpi disuruh menyembelihnya, Ismail menerima dengan lapang dada. Walau kemudian Allah mengubah Ismail dengan seekor kibas (domba besar dan sehat), sehingga dijadikan cikal bakal proses kurban.

Dalam sejarah, ada anak, bapak, suami, sekaligus tampil sebagai pemimpin paling baik dan paling bijak di dunia, yakni Rasulullah Muhammad saw. Sampai-sampai Ebiet G. Ade menggambarkan begitu indah tentang Rasulullah Muhammad saw dalam lagunya: Lelaki ilham dari surga.

Dia Yang Berjalan Melintasi Malam
Adalah Dia Yang Kemarin dan Hari Ini
Akan Selalu Menjadi Ribuan Cerita
Karena Dia Telah Menempuh Semua Perjalanan
Dia Berjalan Dengan Kakinya

Dia Berjalan Dengan Tangannya

Dia Berjalan Dengan Kepalanya
Tetapi Ternyata Ia Lebih Banyak Berjalan Dengan Pikirannya

Dia Jelajahi Jagat Raya Ini
Dengan Telanjang Kaki dan Tubuh Penuh Daki
Meskipun Ia Lebih Lapar Dari Siapapun

Meskipun Ia Lebih Sakit Dari Siapapun
Ia Menempuh Lebih Jauh Dari Siapapun
Meskipun Ia Lebih Miskin Dari Siapapun

Meskipun Ia Lebih Nista Dari Siapapun
Tetapi Ternyata Ia Lebih Tegak Perkasa Dari Siapapun

Batu-batu Seperti Menyingkir
Sebelum Ia Datang
Sebelum Ia Lewat
Semak-semak Seperti Menguak
Sebelum Dia Injak
Sebelum Dia Menyeberang

Ia Berjalan Dengan Matanya
Ia Berjalan Dengan Perutnya
Ia Berjalan Dengan Punggungnya
Tetapi Ternyata Ia Lebih Banyak Berjalan Dengan fikirannya

Gadis-gadis Selalu Menyapa
Karena Dia Tampan Meskipun Penuh Luka
Kata-katanya Tak Bisa Dimengerti
Tetapi Selalu Saja Akhirnya Terbukti

Ia Lelaki Gagah Perkasa
Ia Lelaki Ilham Dari Sorga
Ia Lelaki Yang Selalu Berkata

Bahwa Kita Pasti Akan Kembali Lagi Kepadanya

Kelebihan rumah tangga rasulullah adalah, meski berpeluang menjadi kaya raya karena beliau setara raja atau presiden, tapi Rasulullah memilih gaya hidup sederhana. Berapa kali para istrinya bertengkar baik dengan Rasul maupun dengan sesama istri lantaran tak kebagian pampasan perang, tapi akhirnya mereka sadar bahwa harta hanyalah alat pendukung kelancaran ibadah. Mereka bertengkar karena dibisiki iblis bahwa harta adalah tujuan segala-galanya, karena keteguhan hati Rasulullah, akhirnya para istrinya pun sadar dan tak lagi menggugat masalah harta.

Termasuk sepeninggal Rasulullah sama sekali tak meninggalkan warisan berupa harta, warisan yang besar ditinggalkan Rasulullah adalah ajaran Islam yang mulia.

Mudah-mudahan kita bisa meneladani Rasulullah dan para nabi utama lainnya sehingga bisa mengarungi rumah tangga dengan ridho Allah SWT. Ya salam...!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Daftar Blog Saya