Salam Persahabatan

SAMPAIKAN KOMENTAR ANDA

Kamis, 10 Juli 2014

UNGKAPAN SEORANG PENYAIR


Sejujurnya……. Aku malu mengakui bahwa aku masih mencintainya…….. namun ternyata waktu dan keadaan tak mampu membunuh perasaan itu………Bertemu dengannya seperti sebuah mimpi.  Berbagai macam perasaan berkecamuk di hatiku, antara ingin menumpahkan kerinduan, juga ingin menumpahkan kemarahan yang sudah sekian puluh tahun terpendam. 
PASRAH memang adalah sebuah kata akhir, ketika manusia sudah tidak mampu berbuat apa-apa lagi……. Persoalannya sekarang adalah, bukan terletak pada lima huruf tersebut semata, namun bagaimana kemudian kita mengelola yang sudah ada dan meninggalkan masa lalu kita……..  Namun bila kemudian persoalan saat ini ditimbulkan karena SEBUAH MASA LALU YANG TIDAK SELESAI, akankah kemudian harus dibiarkan?
Kenapa aku katakan belum selesai? Karena dia tidak pernah berusaha menyelesaikan dengan cara ”Bagaimana seorang laki-laki yang menghargai wanita menyelesaikannya”, aku menunggu dia untuk menyelesaikannya, sekalipun kemudian memutuskan untuk tidak meneruskan apa yang sudah, pernah dan akan  terjadi diantara kita........ Episode itu diakhiri dengan begitu saja.... tanpa pernah bertemu, menyapa, ataupun saling mengutarakan isi hati masing-masing dengan lisan, karena sebetulnya bila kita melakukan itu waktu dulu, kita masih punya getaran hati yang kuat, yang kemudian akan merubah keputusan kita........... seperti pertemuan kita hari ini.......... yang kita akui masih menebarkan pesona, getaran hati, dan telapak tangan yang berubah dingin, serta pandangan mata yang masih mampu menyihir............
Perjuangannya hari ini untuk bertemu denganku, membuat hatiku pilu, andaikan hal itu dilakukannya waktu dulu......... Berjuang mengorbankan waktu dan tenaga untuk bertemu dan menemuiku di tempat aku merantau, tentu aku akan sangat tersanjung.........bahwa aku begitu dicintainya.......... Ternyata....... dia baru menunjukkannya hari ini......... Ketika kami sudah menjadi milik dan bagian orang lain, aku masih tersanjung........... tapi, tanpa harapan........ Pupus!
TAKDIR, seringkali kita menyalahkan takdir........ padahal takdir boleh kita minta agar berpihak pada kita, dengan do’a dan azzam yang sungguh-sungguh........ sayangnya, pengetahuan agamaku dulu begitu dangkal, aku memahami do’a seolah tak boleh diminta, tapi hanya minta yang terbaik semata......... Ternyata, kita boleh minta yang kita inginkan, kemudian hasil akhir kita serahkan pada-Nya.  Dulu, aku pikir dengan meminta kita malu pada SANG KHOLIQ dan merasa tak pantas....... Padahal kita boleh minta, karena DIA Maha Mengabulkan Do’a.........
Hari ini, aku bahagia bertemu dengannya, sekaligus bersedih, karena pertemuan itu tidak akan pernah membuahkan apa-apa........... 

Cikarang, 14 Juli 2008
curahan seorang perempuan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Daftar Blog Saya